Pages

Monday, March 31, 2008

Misteri Kamar no 17

Ini benar-benar kamar paling aneh yang pernah aku tempati. Luas totalnya sekitar 7x4 m2 (mungkin). Dengan satu tempat tidur berlapis bedcover pink, TV, dan dispenser. Sebuah kamar mandi dalam dengan air panas melengkapi fasilitas kamar hotel itu.

Sampai di sana semua masih terdengar normal.

Tapi tahukah kamu kalau semua tak senormal itu?

Jombang Day Two: Jombang-Ngawi-Solo

Hari kedua di Jombang dipenuhi dengan hawa panas. Matahari bersinar terik. Sementara kami, mungkin karena merasa kelelahan akibat perjalanan panjang semalam atau karena sebegitu cintanya pada kamar bernomor 17 itu, memilih untuk bersantai-santai di kamar sampai saatnya berangkat ke rumah Rizal.

Satu jam sebelum makan siang, kami berangkat ke lokasi, setelah sebelumnya mandi dengan penuh perjuangan. Alam yang merasa tertipu karena ternyata tidak berhasil mendapatkan tiket untuk kembali ke Bandung memutuskan untuk memisahkan diri dari kami.

Friday, March 28, 2008

Jombang Day One: Solo-Madiun-Jombang

Kali ini aku menjejakkan kaki di Solo bukan untuk berwisata. Tapi untuk menghadiri pernikahan Mayang dan Janu. Tak ada yang menarik untuk diceritakan di Solo, kecuali pertemuanku dengan banyak teman lama.

Ada Alex, Aji, Ganda, bahkan Didik. Wajah-wajah yang sudah lama tidak aku lihat.

Dan juga Ester Dina (yang sempat menimbulkan salah paham sesaat di mobil). Agak kaget juga melihatnya, karena ia jauh-jauh datang dari Banda Aceh. Ngobrol sana-sini, menanyakan kabar ini-itu. Kami bercengkerama hingga saatnya beranjak dari kota Solo.

Thursday, March 27, 2008

Wisata Kondangan: Jogja-Solo-Jombang

Liburan akhir minggu selalu disambut dengan gembira. Apalagi bila itu libur panjang, seperti minggu kemarin. Aku sendiri ikut menyambutnya dengan suka cita. Berbagai rencana aku siapkan, walau akhirnya harus gagal di jam-jam terakhir.

Aku pun panik mencari kegiatan untuk mengisi liburan akhir mingguku. Berkeluh-kesah tanpa makna ke Dhira yang sudah punya rencana untuk mengisi akhir minggunya.

"Memang liburan akhir minggu pengaruh ke kamu ya, Ndie?" tanyanya menyadarkanku.

Monday, March 24, 2008

Post-Trip Syndrome

Sejak dulu, aku suka dengan yang namanya jalan-jalan. Tak harus jauh, mewah, atau pun ekstrim, aku suka hampir semua 'jalan-jalan'. Aku bahkan suka sebuah 'jalan-jalan' yang mungkin dianggap membosankan. Jalan-jalan yang hanya sekedar menyusuri jalanan yang tidak ada habisnya.

Memang, yang paling aku suka adalah perjalanan yang panjang, dengan waktu tinggal yang lama. Tapi, tentu harus dengan predikat 'menyenangkan'. Mulai dari teman-teman yang satu visi, acara yang fleksibel, waktu yang tak terlalu terbatas, serta tujuan utama dan jenis wisata yang telah ditentukan. Entah itu wisata belanja, wisata kuliner, wisata 'ngere', atau sekedar wisata nikahan.

Tuesday, March 18, 2008

Malam Perayaan Perbedaan

Pukul 11 siang.

Pria berambut cepak masuk ke lobby dengan gayanya yang khas dan ramah. Ia tersenyum lebar. Istrinya yang berambut pendek tampak letih. Kuserahkan kunci kamar 214.

"Kami lelah sekali, butuh istirahat sebentar," ucapnya.

Baiklah. Kuberitahukan pada mereka bahwa acara makan siang akan berlangsung jam 1 di rumah Pak Butet. Nanti akan kuketuk pintu kamar pada pukul 12.30 siang.

Namanya Iwa K, dan ia kelelahan.

Thursday, March 13, 2008

Kobra, Si Raja Ular yang Liat

Sekarang aku tahu kenapa Susana suka ular.

Ya karena daging ular itu rasanya cukup enak. Apalagi daging kobra.

Sore itu, di hadapanku terhidang seekor ular kobra sepanjang satu meter. Dia mendesis-desis, seperti ketakutan, dan melingkar di atas nampan besar. Dan sebelum dia menyerangku, aku menyerangnya.

Aku pegang tubuhnya. Aku gigit pangkal leher bawahnya hingga kepala kobra itu putus dan darah muncrat-muncrat, mengotori segala hal. Darah yang langsung aku tampung di baskom kecil. Aku memang tidak mau menggigit leher bagian atasnya, karena bisa kobra itu bisa mengkontaminasi darah dan dagingnya.

Lalu, aku robek perutnya dengan sebuah pisau lipat dan aku keluarkan empedunya. Empedu itu langsung aku remas. Cairannya aku taruh di mangkok kecil. Setelah dagingnya habis aku makan, darah yang tadi aku tampung, aku gunakan untuk mencuci muka dan cairan empedunya, cepat-capat aku pakai untuk keramas.

MWAHAHAHAHAHAHA!
 
Katanya, kobra mempunyai khasiat tinggi bagi kesehatan fisik. Tapi mungkin tidak bagi kesehatan mentalku.

Thursday, March 6, 2008

Dangdut vs Musik Klasik

Seni tak bisa dilepaskan begitu saja dari masalah selera. Seni musik, seni rupa, seni peran, seni apapun. Walaupun, kerap pula seni diperbandingkan dengan semena-mena, menurut saya.

Beberapa waktu yang lalu, di suatu sore yang cerah, telinga saya sempat tergelitik mendengar ungkapan seorang teman.

"Kalau memang kelasnya masih dangdut, ya ngga bisa kita beri musik klasik," ungkapnya dengan nada meremehkan musik dangdut.

Wednesday, March 5, 2008

The God of Small Things: Wow!

Dulu aku melihat novel ini tanpa ketertarikan sedikit pun. Aku benar-benar melakukan apa yang dinamakan 'menilai buku dari sampulnya'. Hm... tepatnya, aku menilai novel ini dari judulnya.

The God of Small Things, aku pikir adalah buku-buku psikologi modern seperti Don't Sweat the Small Stuff. Small Things... Small Stuffs... mirip 'kan?

Yup, kesalahanku. Mataku memang luput membaca 'Winner of the Booker Prize' yang (menurutku) bisa menjadi salah satu indikator sebuah 'buku bagus'.

Sunday, March 2, 2008

Berguru Aikido


Sudah beberapa bulan purnama berlalu... cieh! Purnamaaaa...

Okay, aku ulang tulisanku.

Sudah beberapa bulan ini aku tidak berolahraga. Benar-benar tidak meluangkan waktu untuk serius berolahraga. Jujur, aku sempat kangen pada ritual olahragaku dulu.

Dulu (sebelum peristiwa Karimunjawa), tiga hari dalam satu mingguku aku pakai untuk berolahraga. Waktu yang khusus dan sulit diganggu oleh jadwal-jadwal kegiatan lainnya. Aku terpaksa menolak datang ke pembukaan pameran seorang teman, terpaksa menolak ajakan makan malam, terpaksa menolak ajakan menonton pentas ini-itu, terpaksa menolak banyak hal. Dan kenapa?
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...