Tahap-Tahap Kebahagiaan

Philippe Bizot telah mengunci perhatianku sejak awal. Ketika dia memilih untuk membuka pertunjukan pantomimnya malam itu dengan tema 'Perpisahan'.

Dengan sebuah kursi dan tali-temali, Bizot tampil di tengah panggung dengan mengusung kesedihan. Tata cahaya yang kelam, lengkap dengan lagu yang mengalun sendu, menguatkan rasa sedih yang terasa.

Yup. Malam itu, di Auditorium LIP, Bizot dengan ekspresi dan gerak tubuhnya berhasil mengorek kenangan terdalamku tentang sebuah perpisahan.

Walau hanya beberapa menit, namun semua terasa berat. Dan sedih.

Untunglah kesedihan itu berakhir dan berganti dengan kisah lain berjudul 'Gigi Susu'. Kali ini, Bizot mengajak penonton untuk tertawa.

Sepanjang pertunjukan yang bertema besar 'Tahap-Tahap Kebahagiaan' malam itu, Bizot terus saja memancing tawa penonton melalui kisah-kisah yang ia tampilkan. Yang kesemuanya diangkat dari kejadian sehari-hari.

Di tiap kisah, ia sukses berganti-ganti peran dengan apik. Dari anak keci, murid yang usil, rocker, hingga pemburu.

Bizot benar-benar menghiburku malam itu. Tidak hanya dengan ekspresi dan gerak tubuhnya, tapi juga karena cerita-cerita yang dipilihnya. Menarik, mudah dimengerti, dan lucu!

Di akhir acara, ia memberi kejutan dengan menantang para penonton untuk mengajukan sebuah tema yang nantinya akan ia pentaskan. Langsung dan spontan.

Dan Bizot memang melakonkan semua permintaan itu. Dengan sangat baik!

Spontanitasnya dalam menciptakan karakter, menyiapkan alur cerita, dan mengolahnya menjadi gerakan-gerakan penuh arti dengan bumbu komedi yang kental patut mendapat pujian.

Two thumbs up!

Tak heran, tepuk tangan yang amat sangat meriah mengiringi selesainya pertunjukan malam itu.