Rutin Nulis, Ah...!

Aku pernah baca di suatu artikel bahwa salah satu latihan menulis yang bisa berhasil adalah menulis 2000 kata per hari. Setiap hari. Selain bisa melancarkan menulis itu sendiri, jadwal 'setiap hari' itu bisa jadi rutinitas.

Nah, setelah beberapa waktu dihantui keinginan akan 'rutinitas' menulis, maka aku pun menguatkan niatku.

Seakan-akan pekerjaanku masih kurang banyak, minggu kemarin aku kembali mendendangkan sebuah janji proyek impulsif: menulis dengan rutin.

Yup. Tapi aku tidak menargetkan berapa banyak kata yang aku tulis. Aku (hanya) berjanji meluangkan waktu satu jam untuk menulis proyek itu. Khusus satu proyek impulsif itu.

Ini berarti menulis blog, menulis promo, menulis artikel, dan menulis jurnal harian tidak dapat dihitung.

Bangga sih sudah bisa punya target harian. Tapiii...

Ternyata target yang baru berjalan selama beberapa hari langsung kacau. Satu hari yang cuma duapuluh empat jam habis dibagi-bagi, dan ternyata meluangkan waktu satu jam untuk menulis itu sulit. Apalagi kalau mood-nya belum 'masuk'.

Karena ketika mood itu belum 'masuk', tulisanku tidak akan bisa sama dengan yang sebelumnya. Padahal untuk mendapatkan mood yang sama, juga butuh waktu.

Melihat jadwal ke depan, kok kelihatannya juga masih bakal sulit meluangkan waktu satu jam itu.

Jadi, sepertinya aku akan melunak. Seperti biasa. Waktunya tidak diturunkan, tapi tidak harus setiap hari. Yang penting rutin, jadi kubuat tiga kali seminggu.

Yeah, rite. Aku memang terlalu banyak alasan.

Padahal mungkin yang perlu dilakukan hanyalah bangun lebih pagi. Atau mendisiplinkan waktu yang telah aku tentukan sendiri dan mengedepankan menulis daripada menonton Glee, atau Castle, atau tumpukan VCD di atas player.