Coklatnya lezat. Tak terlalu pekat, dengan busa yang tebal. Rasanya sedikit lebih tawar dari coklat-coklat yang biasa aku minum di tempat lain.
Hm... mungkin standar coklat ini belum disesuaikan dengan lidah lokal yang lebih suka manis.
Tapi tetap saja, coklatnya tidak bisa dibilang kalah jika dibandingkan dengan coklat yang pernah aku rasakan di tempat lain. Bahkan, aku lebih memilih coklat yang sedikit tawar ini. Enak.
Coklatnya benar-benar terasa meleleh di lidah, walau tak kental. Sepertinya menggunakan coklat batangan yang dicairkan, dengan tambahan air dalam takaran yang pas.
Hangat dan legit.
Sepotong biskuit Verkade datang bersama segelas coklat hangat itu. Menemaninya.
Dan di sekelilingku, pohon-pohon pinus menutupi beranda tempatku menikmati segelas coklat hangat itu. Bau pinus yang khas tercium, walau tak sekuat biasanya. Di sela-selanya tercium bau coklat.
Mendung, dan hawanya dingin. Sejuk. Udara segar menyentuh kulit, terus-menerus.
Lalu, seekor tupai melompat di antara dahan-dahan pepohonan pinus. Aih. Aku tak menyangka akan melihat tupai sore itu. Melompat, berhenti, berlari di dahan, melompat lagi, dan lalu menghilang dari pandangan.
Segelas coklat hangat, pemandangan penuh pepohonan pinus dan tupai, serta alunan lagu "Dream a Little Dream of Me" di sore hari yang mendung. Itu lebih dari cukup untuk mengakhiri perjalanan tour keliling Ullen Sentalu siang tadi.
Kapan temani aku ke sana? :)
* Hot chocolate: Rp 24.000,-
4 comments:
tiap ari ke utan pinus...jangan-jangan kamu itu reinkarnasinya si..buah cemara!
hehe..
ta' kancani ndi nak mung ngombe cokelat..
monsterguts:
Hm... reinkarnasi yg punya hutan pinus aja deh... :p Jadi paling g cita-cita punya hutan pinus da kesampean di masa lalu...huehehe!
Hayuuuuk...
ntar aku, suami, dan anak-anak diajak ke sana ya In. kita bandingkan dengan hutan pinus kami.
anonymous:
Pasti... kalau diizinkan Tuhan, pasti kita ke sana... :p Btw, ini kebun, bukan hutan... pinusnya nggak banyak... :(
Post a Comment