“...being happy doesn't mean that everything is perfect. It means that you've decided to look beyond the imperfections...”
Kali ini, aku benar-benar menilai buku dari covernya. Covernya cukup bagus, dan ceritanya (terdengar) menarik... belum lagi diskon 20% yang disediakan Gramedia untuk buku tersebut dalam versi Inggris.
Maka aku membeli Eat, Pray, Love - sebuah buku yang, beberapa bulan sebelum dia menjadi best-seller dan dibicarakan di mana-mana, kupikir adalah buku tentang memasak dengan cinta dan doa. :-S
Nah, seperti buku-buku baruku lainnya, aku menyimpannya dulu sebelum langsung membacanya. Niatku, aku ingin membacanya setelah buku yang lagi tengah aku baca selesai.
Tapi, bahkan sebelum aku sempat membuka plastiknya, seorang teman memintaku untuk menulis review tentang film apa pun. "Film yang bakal menarik di tiga bulan ke depan," pintanya.
Ini berarti me-review film sebelum film tersebut diputar. Lalu, aku mencari-cari di internet, dan menemukan bahwa film Eat, Pray, Love akan dirilis sesuai dengan permintaan temanku. Kupikir, kenapa tidak menulis tentang itu saja. Toh, bukunya sudah terbit dan banyak informasi yang juga sudah tersedia di internet. Ini berarti materialnya sudah cukup.
Hah! Kenapa tidak?! Dan temanku juga setuju.
Aku pun mencari-cari informasi tentang film tersebut, dan mendapat cukup banyak informasi. Tapi, karena waktunya tidak memungkinkan bagiku untuk membaca buku itu sendiri, maka aku bertanya pada teman baikku yang bisa dipercaya tentang detail kecil dari keseluruhan kisahnya. Dia sudah membaca bukunya sampai habis, dan menyukainya. Jadi aku tidak akan terjebak pada opini-opini negatif.
Ya-ya. Aku juga tahu bahwa yang di film kebanyakan akan berbeda dengan yang di buku. Tapi seharusnya tidak terlalu berbeda, bukan? Paling tidak tentang story line-nya.
"Ceritanya tentang pasangan suami istri yang cerai terus istrinya pergi ke luar negeri karena stress," ujar temanku.
"Kenapa cerai? Suaminya selingkuh?" Aku bertanya ini karena biasanya ketika pemeran utama protagonisnya perempuan, dia yang akan menjadi "Cinderella". "Itu kalau di sinetron, Mbak," sahut sisi otakku yang suka mencela.
"Bukan. Nggak ada yang selingkuh. Mereka cerai, gitu aja," jawab temanku.
Hahkokbisa.
"Jadi seperti ini: Kamu berteman dengan suamimu selama sembilan tahun sebelum menikah, lalu memutuskan menikah, dan ternyata sadar kalau temanmu ini bukan The One, dan pernikahan itu salah," jelasnya.
Hahkokbisa.
"Ya dia nggak bahagia dengan pernikahannya. Terus dia cerai, dan mencari 'kebahagiaannya' dengan melakukan perjalanan ke banyak tempat itu," lanjutnya.
Hahanehsekaliceritanya.
Tapi aku tetap menuliskannya dari sisi obyektif. Tidak beropini, hanya menyajikan fakta (yang tidak aku pilih-pilih untuk membentuk opini yang sama).
-o0o-
Opiniku: jangan-jangan istrinya hanya mengalami krisis-paruh-baya?
Tapi itu opini karena aku tidak membaca secara keseluruhan. Opini karena aku menerima info sebagian saja.
Maksudku di sini, kalau memang buku itu tentang krisis-paruh-baya, aku heran kenapa buku itu begitu laris. Sampai difilmkan dan dimainkan oleh Julia Roberts (salah satu favoritku!).
Ketika dia mencari kebahagiaan hingga berkeliling dunia, kebahagiaan semacam apa yang dicari? Karena perjalanan itu begitu instan, seberapa lama kebahagiaan tersebut akan dialami? Dia mencari kebahagiaan, atau lari dari kebosanan?
Jujur saja, akibat persepsiku yang luar biasa negatif itu, aku jadi malas membaca bukunya. Meski pun aku sudah membelinya.
Aku hanya ingin berbagi bahwa sering kali, kebahagiaan itu tak perlu dicari hingga ke ujung dunia. Kebahagiaan justru sering kali ada tepat di muka kita. Hanya saja, kita tak tahu bagaimana cara merangkainya, menyusunnya, dan menciptakan kebahagiaan yang bisa terus kita ciptakan di saat-saat tertentu.
"There is no value in life except what you choose to place upon it and no happiness in any place except what you bring to it yourself."
- Henry David Thoreau -
PS: Aku kehilangan ketertarikan untuk membaca buku itu. Ada yang bisa membantu untuk membuatnya menjadi menarik lagi? Atau ada yang menginginkan buku itu? :)
No comments:
Post a Comment