Pages

Thursday, July 5, 2007

Karimunjawa? Aku Ikut!

Ajakan berkelana sejenak ke Pulau Karimunjawa datang amat mendadak. Hanya 3 hari sebelum hari keberangkatan yang juga belum pasti. Semuanya belum pasti. Mulai dari urusan perijinan, pemindahtanganan tugas harian, hingga budget dan persiapan yang harus ada.


Dengan kecepatan ekstra, perjalanan ke Pulau Karimunjawa selama seminggu pun berhasil disusun, beserta agenda hariannya. Rencananya, Dhira akan mengambil sertifikasi selam, sementara aku akan menjadi parasit penggembiranya. Setelah mempersiapkan segala sesuatunya, termasuk instant diving course selama setengah hari di kolam renang FPOK dengan instruktur selam bernama Zen, aku siap ke Pulau Karimunjawa!


Akhirnya, kami berlima pun berangkat: aku, Dhira, Zen, serta dua orang teman dari Unyil, Manto dan Sidqi. Perjalanan ke Pulau Karimunjawa dimulai dengan perjalanan dari Jogja selama 3 jam ke Semarang. Dilanjutkan dengan 2 jam ke Jepara. Lalu 6 jam menyeberangi lautan dengan kapal Muria. Cukup melelahkan, memang. Tapi sangat menyenangkan. Terlebih dengan membayangkan satu minggu ke depan yang akan diisi dengan udara yang cerah, laut yang bening, gugusan pulau kecil di sekitar Karimunjawa, pedesaan di pesisir, menyelam, snorkling, dan berlayar.

M e n y e n a n g k a n ! ! !

Diiringi dengan resiko kulit yang (jelas!) akan berwarna semakin gelap dalam hitungan hari.

Dana yang harus disiapkan pada perjalanan hari pertama pun tak terlalu besar. Jogja - Semarang cukup dengan Rp 30.000,-. Bis Semarang - Jepara Rp 10.000,-. Dan kapal Muria Jepara - Karimun menetapkan harga tiket sebesar Rp 24.000,-. Maklum, perjalanan kali ini memang direncanakan dengan budget yang seminimal mungkin, tapi tetap nyaman.

"Karimunjawa is an archipelago of 27 islands in the Java Sea, Indonesia, 90 kilometres west of Jepara. The islands' name means 'not clearly seen from Java' in Javanese. The main island is also known as Karimunjawa. Two of the larger islands are Kemujang and Parang. The island of Bawean lies east of this group. The islands are administratively part of Jepara district (kabupaten) of Central Java.

Apart from use as a pirate base, the islands are believed to have been uninhabited until a penal settlement was established during the British occupation of Java in the early nineteenth century. The settlement was abandoned by the Dutch during the Java War (1825-1830), but the former convicts remained as settlers. Coconut plantations set up during the convict period became a major source of income, as did fishing.

The islands have been declared a marine national park with extensive coral reefs; a mixture of fringing, barrier, and atoll reefs. There are a number of dive sites and an upmarket dive resort."

Mmm...! Pirate base, huh?

1 comment:

RonggoLawe said...

curang!! Ngajaknya mendadak banget....:(

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...