Pages

Monday, May 7, 2007

Buku-Buku yang Menunggu

Buku telah menjadi teman baikku sejak aku kecil. Mulai dari buku-buku dongeng dan fabel yang amat aku suka, dengan gambar-gambarnya yang fantastis. Hingga saat ini, buku-buku novel penuh inspirasi atau yang sekedar bacaan ringan.

Aku masih ingat buku pertamaku. Maksudku, buku 'tebal' pertamaku. Sebuah buku petualangan anak-anak karya Enid Blyton, serial Lima Sekawan yang berjudul Rawa Rahasia. Aku memilihnya karena gambar kuda di cover-nya. Sepengetahuanku, serial ini adalah serial buku terlaris pada masanya. Mengalahkan buku Lord of the Ring. Tapi, aku akan membahas tentang Lima Sekawan lain hari saja. Buku ini merupakan hadiah naik kelasku yang pertama. Waktu itu aku masih berada di kelas tiga SD dan kenaikan kelas adalah sesuatu yang patut dirayakan.




Lalu koleksi bukuku berlanjut dengan kisah-kisah petualangan lain, yang kebanyakan masih merupakan karya Enid Blyton. Sapta Siaga, Petualangan, dan Mistery Barney. Kemudian ada lagi STOP, dan Trio Detektif yang tak begitu aku suka. Buku anak-anak lain. Bahkan serial Mallory's Tower membuatku ingin bersekolah di sekolah berasrama.

Ketika kebanyakan dari buku-buku kisah petualangan anak itu telah habis kubaca, muncul era komik. Deretan novel-novel ringanku - kalau boleh kusebut begitu - di toko buku menyusut dengan cepat, digantikan oleh deretan komik-komik Jepang. Ah... ini masa yang cukup membuatku kesal. Untung saja ada R.L. Stine dengan serial Goosebumps karyanya. Walaupun menurutku tetap tidak se-memorable Lima Sekawan dan kawanannya.

Sebenarnya tak ada yang salah dengan komik. Aku bisa menikmati serial komik Jepang, tapi aku jauh lebih suka novel-novel ringanku. Atau bahkan, aku lebih suka buku dongeng dan komik Belgia dengan karakter-karakter tokohnya yang sangat komikal.

Makin bertambah umurku, makin suka aku pada buku. Namun makin sulit aku meluangkan waktu untuk membaca. Aku ingin membaca sebanyak-banyaknya buku yang aku mampu. Tapi aku tak mampu.

Sejak lulus dari kuliah, buku yang kubacaa semakin sedikit. Bacaanku berpindah pada teks-teks kecil di internet. Saat ini aku sedang berusaha meningkatkan kembali kemampuanku dalam membaca buku. Aku ingat, dulu aku mampu menyelesaikan sebuah buku novel tebal hanya dalam hitungan jam.

Maka, terakhir kali aku ke toko buku, aku sempatkan membeli sebuah buku yang lumayan tebal. Isinya tak terlalu berat, novel petualangan yang kubeli hanya membutuhkan sedikit konsentrasi ketika membacanya. Buku ini rencananya akan aku jadikan patokan awal membacaku: berapa lama aku bisa menyelesaikan buku tersebut.


Dan kenyataannya adalah, hingga saat ini buku itu tergeletak, tak terselesaikan, di meja nakas. Itu dan beberapa buku lain, menumpuk. Cikar Bobrok yang aku pinjam beberapa waktu yang lalu dan sebuah buku menulis yang harus aku selesaikan dalam waktu dua minggu lagi. Oh ya... sebuah buku klasik karya Jules Verne juga masih menunggu gilirannya.


Bisakah...?

Dan ketika ada waktu luang, sering kali aku justru jatuh tertidur saat membaca buku... humpfh...!

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...