Pages

Wednesday, September 14, 2011

Kepala Ikan dan Seafood Bakar

Restoran seafood idealku adalah sebuah 'warung' sederhana, bernuansa tropis dan terbuka, dengan konstruksi bangunan yang banyak menggunakan bahan alam: kayu. Akan lebih menyenangkan lagi bila penataan dan pemilihan interiornya dibuat ke arah 'kepantai-pantaian'.

Nah, mirip-mirip inilah... (cha-am-beach.com)
Lalu kokinya akan memiliki tempat membakar ikan di halaman depan atau halaman belakang, dengan asap putih yang membumbung tinggi dan membawa aroma lezatnya seafood bakar.

Tempat seperti itu akan makin menarik bila berlokasi di pinggir pantai, sehingga hawa panas pantai terasa dan bau laut masih tercium. Orang-orang yang datang otomatis berpakaian santai.

Nah, selama ini aku belum menemukan restoran yang seperti ini. Hingga kemarin di Surabaya.

Restoran kecil yang saat melihatnya langsung membuatku jatuh hati. Dengan asap putih yang membumbung tinggi di gelapnya malam, lampu-lampu berwarna-warni yang membuatnya tampak ceria dan menarik dengan nuansa 'murah' yang menyenangkan.

Namanya Kepala Ikan dan Seafood Bakar!


Pintu masuk!
Sayang sekali, letaknya bukan di pinggir pantai, tapi di tengah kota. Tepatnya di Pakuwon City Food Festival II, Stand 62-65, Surabaya.

Setelah berputar-putar ke seluruh area, akhirnya aku dan Mr. A kembali ke Kepala Ikan. Cinta pada pandangan pertama kami.

Ternyata, menunya tidak banyak. Bahkan bisa dihitung dengan jari. Ada ikan kakap, cumi-cumi, udang, kepiting, hingga kerang, yang semuanya dimasak dengan cara yang sama: dibakar dengan bumbu sambal manis.

Oh ya, ada juga Sate Lilit Tuna yang memiliki bumbu berbeda.

Sate lilit tuna
Karena lapar, kami pun memesan porsi yang agak besar: cumi bakar, sate lilit tuna, ikan bakar, dan kepiting.

Seperti yang aku bilang tadi, rasanya antar satu masakan dengan masakan yang lain hampir sama karena sepertinya menggunakan bumbu yang sama. Manis-pedas.

Kepitingnya agak berbeda, karena diberi tambahan bawang putih goreng yang super banyak. Dan aku tidak suka bawang putih goreng. :(

Secara keseluruhan, rasanya tidak ada yang spektakuler. Bisa dibilang, malam itu kami makan suasana saja. Dan ketika membayar, ternyata harga kepitingnya mahal sekali!

Yah, salah siapa juga nggak ngeliat harga...? :(

Interior ikan duri-duri

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...