Pages

Thursday, November 29, 2007

Road Trip ke Rembang - Lasem?

Semua berawal dari wawancara mendadak dengan Dominique di suatu sore yang cerah. Ia bercerita panjang lebar tentang film terbarunya yang berjudul Karma. Film horor yang penuh dengan nuansa budaya Cina. Dan pengambilan gambarnya banyak berlokasi di Lasem. Tempat yang sama dengan lokasi Ca Bau Kan, katanya.

Ya, sore itu, Dominique secara tak langsung mempromosikan Lasem padaku. Kalau saja dia tahu, saat itu aku lebih tertarik dengan informasi tentang Lasem daripada kisah tentang film terbarunya.

Perjalanan menuju Lasem segera diagendakan. Kami berlima; aku, Dhira, Fitri, Kampang, dan Apo, berencana menghabiskan salah satu weekend kami di kota tua tersebut. Rencana yang terus saja diundur. Karena belum bisa cuti, karena harus menjemput teman, karena workshop mendadak, karena puasa, karena ini, karena itu. Halangan-halangan yang akhirnya membuatku menetapkan satu weekend terakhir. Saat itu, atau dibatalkan saja.

Untung saja semua bisa. Bahkan, kru kami bertambah satu orang, Bembi. Walau sepele, tapi menyesuaikan jadwal dengan lima orang yang berbeda kegiatan kadang bisa sangat merepotkan.

Dan perjalanan ke Lasem pun tersusun dengan cukup lengkap. Berangkat dari Jogja ke Rembang hari Sabtu pagi. Lalu kami akan ke Lasem dan sekitarnya. Hari Senin pagi, rencananya kami akan pulang ke Jogja. Perjalanan yang singkat. Tapi terdengar seperti road trip yang menyenangkan.

Rembang yang terkenal akan R.A. Kartini-nya. Lasem yang terkenal akan batik dan desa Cina tua-nya. Belum lagi berbagai kuliner yang nantinya pasti akan mengacaukan dietku. Lontong Tuyuhan, Sayur Merica, Sate Serepeh, hingga kacang atom khas Rembang.

Resikonya, aku harus 'meminta ijin' terlebih dulu pada Pak Dokter Diet sebelum berangkat. Dengan memakai alasan 'harus-liputan-kuliner', aku mencari celah pembenaran untuk tak berdiet saat berkeliling Rembang dan Lasem.

"Kalau liputan kan cuma nyicipin tho, Mbak? Dua sendok aja cukup kan?" tanya Pak Dokter memastikan.

Aku mengangguk.

"Lha Mbak-nya ini mau nyicipin aja, atau mau makan? Beda lho, Mbak..." sindirnya.

Stop! Aku mengerti, Dok! Akan kubuktikan dedikasi dietku!

5 comments:

Anonymous said...

..........tidak habis pikir.

kabarapo said...

nih mau ngomongin trip apa diet ya?salam juga ndi dari mas julio.

bulb-mode said...

anonymuous:
Apanya yang tidak habis pikir? Mbok dihabisin, biar nggak mubazir...

wisnu:
Ah, ini kan baru intro to yo... :p Salam balik lah buat Mas Julio... ditunggu foto sarung balinya (tanpa reflektor!)... ;p

Anonymous said...

Lagi-lagi...dilematis....diet-diet, tak habisnya mengokupasi pikiran perempuan:D

bulb-mode said...

anonymous:
Pikiran perempuan? Ah, terlalu menggeneralisir dan bias gender...
Itu namanya dedikasi, kan udah diniatin... :p Tinggal pinter-pinternya cari cara untuk bisa bersenang-senang, tanpa mengganggu program yang lain kan? ;>

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...