Ia memang jauh. Tapi ia ada.
Semakin hari rupanya pikiranku semakin tolol. Semakin tak karuan dan tak terarah.
Yah, seharusnya aku membencinya. Atau paling tidak mengusirnya dari kehidupanku karena semua jadi terjungkir-balik.
Mungkin aku yang berlebihan.
Ia sebenarnya tidak perlu kuusir, karena ia tidak di dekatku. Dan aku juga tidak dapat memilikinya, bukan?
Aku hanya bisa menirunya.
Meniru bagian-bagian dirinya yang aku suka, dan menjadikannya ada di dalam diriku.
Ini bodoh. Dan itu tadi ide yang lebih bodoh lagi.
Aku lelah. Aku kehabisan ide.
Oh... tapi aku terus saja meleleh. Meleleh dan terus meleleh. Ya, karena melihat dan mendengar caranya merayuku. Merayu semua orang.
Aku tak dapat menyalahkan mereka yang mudah dirayu olehnya.
Apa yang bisa mereka tolak? Ia sangat lucu, kadang konyol, sekaligus pintar dan positif. Ia juga sangat kreatif. Apa pun yang ia buat jelas membuatku tertarik. Ia menceriakan hariku.
Atau, ia memang pintar menarik perhatian orang? Dan ia memang memanfaatkan kepintarannya itu?
Hm... yang jelas, ia selalu punya kata-kata yang tepat. Ia membuatku kagum dengan caranya menyatukan antrian kata-kata itu.
Lalu senyumnya yang polos. Sedikit nakal, seperti anak kecil. Ia pasti sadar akan itu. Ia pun pasti sadar telah berhasil menjeratku dengan senyumnya.
Ah. Untuk apa aku bercerita terlalu banyak tentangnya? Aku benci situasi ini.
Ya-ya-ya. Aku tahu. Aku hanya bermimpi. Dan aku sedang memimpikan sosoknya.
3 comments:
hmmm.. berbelok mendadak [lagi] kah..?
ooh.. bahkan dalam hal-hal seperti itu..
ck..ck..
dhiraestria dyah:
Tolong deskripsikan 'hal-hal seperti itu'... :p Kalaupun berbelok, aku selalu punya putar balik cadangan bila hampir tersesat.
siapa "dia"?
Post a Comment