Pages

Tuesday, July 8, 2008

Rasisme di Depot Mie Malang


Mencari cwie mie Malang di kota Malang ternyata tak semudah yang aku bayangkan. Depot cwie mie Malang tidak tersebar di jalanan kota Malang, sebanyak warung gudeg tersebar di jalanan kota Jogja.

Kami harus bertanya-tanya pada tukang becak sebelum mendapatkan info tentang bakmi yang enak di Malang. Namanya Depot Mie Sawahan, letaknya di Jl. Yulius Usman 15 B-C, Malang.

Depot ini terlihat biasa saja. Tidak modern, tidak cozy, tidak tradisionil, tidak istimewa. Satu hal yang membuatnya menarik adalah papan nama vintage yang terpampang di atas jendela-jendelanya yang besar.

Setelah mengamati menu, pilihanku jatuh pada Mie Pangsit Bakso. Waktu penyajiannya sedikit agak lama, tapi saat disajikan, mangkoknya ternyata besar sekali. Perutku yang keroncongan langsung bernyanyi lebih keras.

Mie-nya tampak lezat. Khas cwie mie, daging dalam mie ini tidak dipotong-potong seperti mie ayam biasanya. Tapi digiling halus. Aku katakan daging, karena aku tidak yakin daging itu berasal dari hewan apa. Lagipula, rasanya yang (terlalu) lezat, membuatku khawatir ini bukan ayam.

"Baunya seperti minyak babi... atau minyak ayam yang gurih banget," ungkap temanku.

Oh! Depot ini memang merupakan depot chinese food yang menyediakan berbagai menu dengan bahan dasar babi. Akhirnya kami pun memutuskan untuk menikmati tanpa bertanya-tanya. Benar sekali, kami berpura-pura bodoh. Mencoba mengelabui Tuhan.

Di akhir, ketika semua sudah habis, pertanyaan itu baru berani diutarakan ke pemilik depot yang berjaga di meja kasir.

"Kalau yang datang Cina, memang biasa kami sajikan babi. Tapi kalau Jawa, kami pakai daging ayam," jawab Bapak Pemilik Depot.

Haha... terdengar agak rasis. Tapi tak masalah. :) Yang jelas, rasanya amat lezat!


Mie Pangsit Baso: Rp 13.500,-

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...