Pages

Wednesday, August 12, 2009

Manado Day Three: Danau Linow dan Tanjakan Bukit Doa

Acara hari ini lebih banyak dihabiskan di perjalanan. Berkeliling melihat-lihat toko souvenir, salah satunya. Di Manado, aku memang mengalami kebingungan mencari souvenir. Kebanyakan kerajinannya banyak terdapat di Jogja, dengan harga yang berlipat-lipat ganda.

Dan kain-kain khasnya harganya di atas ratusan ribu. Fiuh...


Danau Linow:



Letaknya di bukit-bukit. Aku tidak begitu tahu bukit apa karena kami menggunakan bis, dan aku mengantuk sepanjang perjalanan.

Tapi begitu sampai di danau, kantukku hilang.

Hawa yang segar langsung menyergapku begitu keluar dari bis. Berikut bau belerang yang menyengat. Tapi itu semua tidak terlalu pengaruh, karena pemandangannya luar biasa.

Sebuah cafe kecil berbentuk pondok berdiri di tepi danau, cocok untuk bersantai. Air danaunya yang berwarna-warni mencerahkan hari yang berkabut. Danau berkadar belerang tinggi ini warnanya memang selalu berubah-ubah, tergantung pada cahaya dan perspektif pandangan.

Katanya, di sekeliling danau banyak terdapat rumah-rumah yang dibuat oleh burung-burung dari berbagai jenis. Tapi, selain keindahannya, pengunjung harus berhati-hati dengan kubangan-kubangan lumpur mendidih di tepi danau.


Bukit Doa:



Aku mendengar tempat ini diceritakan oleh Pak Hari satu hari sebelum aku mengunjunginya. Tempatnya terletak di puncak bukit, dan perjalanannya melelahkan. Ada jalanan beraspal, tapi di beberapa bagian jalan ini sangat menanjak sehingga hanya kendaraan-kendaraan tertentu saja yang kuat.

Celakanya bis bukan salah satunya.

Alhasil, kami harus berjalan beberapa kilometer dengan kontur yang naik turun (lebih banyak naik!). Namun, ketika sampai di lokasi, aku tak menyangka akan menemukan bangunan yang indah.

Kapel (atau gereja?) kecil tepat di puncak bukit. Matahari yang kebetulan sudah mulai tenggelam menyisakan sinar-sinar berwarna keemasan yang menambah keindahan lokasi tersebut. Saking indahnya, mirip lokasi-lokasi pernikahan yang sering aku lihat di film-film.

"Tapi kasihan undangannya, harus jalan kaya tadi," ujar adikku merusak imajinasi.

Oke, alasan yang bagus.


Malamnya, kami makan lahap di Kalase, dan segera pulang kembali ke hotel.

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...