Pages

Wednesday, August 12, 2009

Manado Day Four: Menghabiskan Sisa-Sisa



Manado rupanya lebih luas dari perkiraanku. Selain kota dan laut, gunung-gunung dan danau-danaunya tak kalah menarik. Di hari terakhir, kami sepakat untuk menghabiskan sisa tempat menarik yang belum kami kunjungi.

Beberapa wisata religi, seperti Patung Yesus Memberkati, Makam Imam Bonjol, dan Bukit Kasih yang merupakan tempat pertemuan dari lima agama di Indonesia. Di tempat ini, didirikan monumen lima agama, beserta tempat-tempat ibadahnya. Tapi untuk mengunjunginya, harus berjuang dengan menaiki ratusan (atau mungkin ribuan?) anak tangga yang tersedia.

Uh... aku memilih untuk duduk-duduk menikmati air hangat dari kolam belerang, sambil mencicipi jagung rebus yang disajikan dengan sambal dabu-dabu. Jagungnya sendiri direbus dengan cara dimasukkan ke dalam kolam air mendidih tadi.

Lalu kami ke Yayasan Karema, melihat pembuatan kain bentenan. Tempat ini memang bertujuan untuk melestarikan, dan mengangkat, kain tradisional Sulawesi Utara. Menjelang WOC, Yayasan Karema yang kami kunjungi tampak sibuk dan banyak kain yang sudah terjual habis meski masih dipajang.

"Dipesan untuk WOC," ujar Mbak Pegawai Yayasan Karema.

Keluar dari Yayasan Karema di Sonder, kami lalu menuju ke daerah Woloan. Di daerah ini rumah-rumah adat dipajang. Rupanya daerah ini memang tempat pembuatan rumah adat yang harganya mulai Rp 50 juta hingga Rp 90 juta. Pembelinya tidak hanya dari daerah sekitar, tapi juga dari pulau-pulau lain.

"Biasanya sekitar 2-3 pekerja berangkat ke daerah yang memesan untuk membuatnya," ujar Pak Hari.


Danau Tondano:




Danau ini memang luar biasa luas. Tapi karena luasnya itu, justru tidak ada keindahan yang bisa aku ambil gambarnya. Belum lagi karena di pinggiran danau banyak terdapat pepohonan dan keramba.

Akhirnya, aku menikmati danau Tondano dengan cara mencicipi makanan yang tersedia di sana. Aku memilih menu Kolobi dan Nike Woku.

"Kolobi itu kerang," kata Mas Pelayan Restoran.

Seafood di dekat danau? Aku tak terlalu menggubris keanehannya. Sementara Nike Woku adalah ikan kecil-kecil yang dimasak seperti pepes. Rasanya juga mirip pepes. Ukurannya kecil, benar-benar seperti ujung kuku.

Walaupun porsi yang aku pesan tertulis 'kecil', tapi ternyata porsi itu terlalu banyak untuk dimakan satu orang. Argh... meski awalnya enak, lama-kelamaan jadi eneg karena kekenyangan. Aku juga heran dengan rasa kerang yang tidak seperti kerang pada umumnya, rasanya lebih kenyal.

"Di sini kerang itu juga berarti keong," jelas Pak Hari di mobil.

Ibuku langsung mengernyit mendengarnya. Sementara ibuku berimajinasi tentang bekicot-bekicot yang aku makan tadi, aku berpikir tentang escargot.


Malam terakhir di Manado kami maksimalkan dengan menghabiskannya di Mall, sekalian mencari makan malam. Karena hanya itulah tempat wisata yang belum kami kunjungi. Hanya berdua dengan adikku, kami menggunakan taxi untuk mencapai mall terjauh, Boulevard Mall. Setelah beberapa menit berkeliling, kami memutuskan untuk pindah Mall karena tidak ada tempat makan yang menarik.

Dengan angkot yang menarik ongkos Rp 2.000,- per orang, kami sampai di Manado Town Square dengan selamat. Telinga dan jiwa. Angkot di Manado mempunyai kebiasaan memutar lagu dengan volume nyaris maksimum, dengan manuver-manuver berbelok yang cukup lincah. Dan dengan neon biru di dalamnya, serta guncangan yang cukup kuat, kami mulai bergoyang.

"Seperti dugem berjalan," kata adikku.

Bentuk dan tatanan Manado Town Square mirip sekali dengan Town Square-Town Square di kota lain. Menghabiskan tempat ini juga hanya membutuhkan beberapa menit, meski harus bolak-balik memilih tempat makan yang sesuai. Tapi akhirnya tetap tidak memilih salah satunya.

Lalu, dengan angkot lagi, kami menuju ke mall terakhir, dengan harapan mendapat makanan yang khas di pelatarannya. Mega Mall kembali kami habiskan dalam hitungan menit. Setelah putus asa, kami pun impulsif membeli Breadtalk untuk makan malam.

Yeah, rite... pilihan yang tepat. Sampai jumpa lagi, Manado...!

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...