Pages

Tuesday, July 5, 2011

Awas! Buaya Besar!

Danau itu tak terlalu luas, aku masih bisa melihat seberangnya. Pohon-pohon kering dan tumbuhan yang tampak tak terawat.

Entah aku bisa menyebutnya danau atau tidak, karena sebenarnya bentuknya lebih menyerupai rawa-rawa. Tengahnya tenang, namun di sekitarnya beberapa tumbuhan keluar dari dalam air. Semak-semak belukar yang tampak kering tumbuh di sekelilingnya, seakan-akan berusaha memisahkannya dari kami.
 


Jalan setapak yang terbuat dari potongan kayu melingkari danau-rawa tersebut. Kami berjalan di atasnya dengan hati-hati, berusaha tidak memunculkan sedenting suara pun.

Katanya, ada buaya besar di dalam danau-rawa ini. Dan tidak cuma satu.

Kulihat satu temanku berjalan di depan membawa sepucuk senapan, sementara kami bertiga mengikutinya. Entah siapa teman-temanku itu yang jelas, aku merasa dekat dengan mereka.

Kabut membuat sekelilingku berwarna abu-abu. Sendu. Misterius.

Tiba-tiba jalan setapak di depan kami berhenti. Terpotong oleh sungai kecil.

Kami semua tak berani melompatinya. Aku takut seekor buaya akan menangkapku saat aku melompat, mungkin yang lain juga merasakan yang sama.

Lalu air di tengah danau bergejolak. Masih abu-abu, aku melihat air bergejolak makin keras, dan tiba-tiba... seekor buaya sebesar dua kali manusia dewasa melompat tinggi, sebelum menceburkan diri kembali ke danau-rawa.

Aku bergidik. Itu yang kutakutkan!

Kulihat air sungai di depan kami masih tenang. Tapi bisa saja buaya besar itu berenang ke mari dan melahap kami semua. Temanku mengacungkan senapannya ke arah sungai, berjaga-jaga.

Sementara di tanganku tak ada apa-apa. Kenapa aku kemari dengan tangan kosong?

Aku melihat ke belakang, tapi rumah tempat kami masuk ke wilayah danau sudah tidak ada.

Seakan belum cukup, mendung datang, membuat sekitarku berwarna abu-abu gelap. Sendu, misterius, dan menakutkan.

Buaya itu katanya tidak cuma satu. Di mana yang lainnya? Jangan-jangan di bawah jalan kayu ini?

Lalu angin kencang menerpa kami.

Dingin.

Kulihat... selimutku tersibak. Pantas saja dingin.

Mungkin ini akibat sebelumnya aku menonton TV The Kardashian yang sedang menyeberangi rawa dengan buaya-buaya di sekitarnya...

Kutarik selimutku, lalu mencoba kembali tidur. Semoga mimpi berikutnya lebih menyenangkan.

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...