Pages

Thursday, May 22, 2008

Maaf...

Apakah aku melukaimu?


Katakanlah. Aku benar-benar meminta maaf.


Atau kamu ingin menghilang? Menyatu dengan permainan waktu.


Aku tahu kata maaf tidak mungkin menyembuhkannya. Aku tahu, bahkan sebelum aku melukaimu.


Lagi. Dan lagi. Dan lagi.


Tapi duniamu masih terlalu jauh. Kenapa pula kamu tergesa-gesa?


Dahan-dahan pinus belum juga mulai berdendang. Aku belum sempat mendengarnya.

Haruskah aku patahkan dahannya segera?



Kalau itu membuatmu terluka, maafkan aku.


Aku hanya memberi apa yang kamu minta.

...


8 comments:

Anonymous said...

ndie, dah kumaafkan dirimu :P

Anonymous said...

aku juga memaafkanmu.....

bulb-mode said...

*benar-benar komen-komen yang mengganggu keseriusan tulisan ini*

ogi:
Ya ampun Gi... akhirnya kamu memaafkanku juga... ;p

pangeran hujan (yang mestinya bukan alam):
Terima kasih... terima kasih... terima kasih telah memaafkanku... ;p

dhiraestria dyah said...

tidak seperti orang2 itu.. aku serius membacanya..
dan aku juga serius memaafkanmu.. hihihi.. :p
anyway, kamu udah yakin kan kalau itu yang terbaik?
it takes time kok, tapi pasti kamu akan baik2 aja.. ;)
*hmmm...nyambung nggak ya commentnya.?*

bulb-mode said...

dhiraestria dyah:
Ck-ck-ck... tak jauh berbeda... makasih juga udah maafin aku ya... ato sekalian posting ini aku jadiin ajang maaf-maafan jauh hari sebelum lebaran?

Yup... saat ini, itu yang terbaik. :)
*nyambung nggak jawabannya?*

Anonymous said...

cinta itu memaafkan...
bahkan sebelum kata maaf terucap...
bahkan sebelum kesalahan itu tersadari...
bahkan sebelum kesalahan itu menjadi sebuah kesalahan...

Anonymous said...

udah lebaran ya?

bulb-mode said...

penjaga senja:
Cinta itu nggak logis... :p

lintang kemukus:
Belum, tapi di-posting sekarang aja... nyicil ayem... ;p

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...