Thursday, September 18, 2008
Wednesday, September 17, 2008
Main Masak-Masakan
Aku sekarang tahu kenapa setiap mengundang makan tamu ke rumah, ibuku lebih suka memasak semuanya sendiri. Dibantu oleh pembantu dan anak-anaknya, tentu saja.
Dulu, aku pikir itu adalah kegiatan yang amat tidak praktis. Belum tentu lebih murah, jelas lebih merepotkan, melelahkan, membutuhkan waktu yang lebih lama, dan mungkin sekali masakannya gagal.
Tapi ternyata, di luar semua itu, memasak memunculkan kepuasan yang mengalahkan rasa lelah. Menyenangkan sekali ketika bisa merasa menjadi bagian dari masakan itu sendiri.
Monday, September 8, 2008
Selamat Pagi!
Pagi baru telah datang.
Ringan dan sejuk,
Terselip nuansa damai.
Selimutku masih membungkus,
Tapi aku sambut pagiku.
Saturday, September 6, 2008
While the Whale Was Sleeping
Awalnya, aku hanya ingin membuat ikan paus yang lucu. Ikan paus yang sedang tidur dengan warna-warni yang lucu.
Konsepnya: Paus Psychedelic!
Paus mabuk, yang mengeluarkan spektrum-spektrum warna ceria di kulitnya.
Coret sana, coret sini... alhasil jadilah sebuah ikan paus yang penuh warna. Paus yang sedang menikmati tidur siangnya, ditemani kapal nelayan, monster laut, dan anemon raksasa.
Kali ini, aku membuatnya tanpa bimbingan. Puas juga melihat hasilnya. :D
Thursday, September 4, 2008
Jembatan, Gua, dan Danau
Daerah itu sepertinya aku kenal. Tebing-tebing yang tinggi, di tengah sepinya pedesaan. Hijaunya pohon hanya tampak segelintir, lebih banyak tanah yang coklat kekuningan.
Mobil terus kulaju hingga ke ujung jalan. Jalan tanah yang berdebu. Suasananya masih sepi. Hening dan hambar. Kering.
Di ujung jalan, kulihat jembatan itu. Ya, jembatan yang diceritakan ayahku. Panjang sekali, jelas lebih dari 500 meter. Ia bergoyang-goyang mengikuti ritme hembusan angin.
Mobil terus kulaju hingga ke ujung jalan. Jalan tanah yang berdebu. Suasananya masih sepi. Hening dan hambar. Kering.
Di ujung jalan, kulihat jembatan itu. Ya, jembatan yang diceritakan ayahku. Panjang sekali, jelas lebih dari 500 meter. Ia bergoyang-goyang mengikuti ritme hembusan angin.
Wednesday, September 3, 2008
Phi Phi Day Two: Selamat Tinggal!
Setelah semalaman berpikir, membuatku mengambil keputusan yang instan untuk mengatasi kekhawatiran perjalanan pulang ke Krabi.
Pilihan untuk menggunakan pesawat sudah dihapus dengan cepat. Walau bisa membawa kami kembali ke Krabi dalam hitungan menit, tapi ternyata pesawat ini sedang tidak aktif.
Pesawat tidak berani mendarat dengan gelombang setinggi ini. Kira-kira itulah alasannya. Maklum, pesawat amphibi.
Tuesday, September 2, 2008
Phi Phi Day One: Selamat Datang!
Berlibur ke Pulau Phi Phi adalah ajakan yang menggiurkan. Dengan embel-embel kawasan yang dipakai untuk pengambilan gambar film The Beach, pastilah Pulau Phi Phi memiliki keindahan yang menakjubkan.
Menghabiskan akhir minggu di pulau kecil, dengan pasir putih dan lautan biru jernih memang menyenangkan. Apalagi untuk aku yang sedang parah-parahnya merindukan berenang di laut. Karimun... oh, Karimun... :(
Monday, September 1, 2008
Krabi - Ao Nang: Sepi, Sendiri, Lagi...
Krabi adalah kota kecil yang aneh. Ini menurutku awalnya.
Merupakan salah satu kota transit menuju Phi Phi Island yang terkenal itu, aku membayangkan Krabi seramai kota Jogja, atau minimal kota Solo. Apalagi dengan tersedianya fasilitas bandara internasional.
Tapi ternyata tidak. Kota Krabi tenang sekali. Sepi dan tidak bergejolak, nyaris seperti kota mati. Menurutku, bahkan kota Sragen pun lebih ramai dari ini. Padahal aku mengunjungi Krabi di akhir minggu.
Subscribe to:
Posts (Atom)