Berlibur ke Pulau Phi Phi adalah ajakan yang menggiurkan. Dengan embel-embel kawasan yang dipakai untuk pengambilan gambar film The Beach, pastilah Pulau Phi Phi memiliki keindahan yang menakjubkan.
Menghabiskan akhir minggu di pulau kecil, dengan pasir putih dan lautan biru jernih memang menyenangkan. Apalagi untuk aku yang sedang parah-parahnya merindukan berenang di laut. Karimun... oh, Karimun... :(
Dari Krabi, kami harus menempuh perjalanan selama dua jam dengan kapal jet foil. Ini bahaya, karena beberapa dari kami mudah sekali terserang mabuk laut.
Benar saja. Perjalanan selama dua jam itu bagaikan neraka. Ombak yang sedang besar-besarnya mengguncang kapal dengan keras. Membawanya naik, lalu menghempaskannya ke bawah, dan mengombang-ambingkan ke kanan dan kiri.
Sebagian besar penumpang langsung mabuk laut sebelum setengah jam berlalu. Suara muntahan terdengar bergantian dari segala arah. Belum lagi suara 'krak-krek' yang selalu muncul setiap kali kapal menukik, menghantam laut.
Seperti kapal mau pecah. Dan itu meremas-remas perasaanku.
Walau kepalaku pusing dan perutku terasa agak mual, untungnya aku tidak sampai mabuk laut. Tapi dicampur-aduk dengan kekhawatiran melihat ibu dan tanteku mabuk laut hingga menguras isi perut, ditambah ketakutan kapal akan hancur berkeping-keping, perjalanan itu benar-benar menyiksaku.
Perjalanan laut terparah yang pernah aku rasakan.
Sesampainya di daratan, ibuku benar-benar lemas. Padahal hotel yang kami pesan letaknya masih di ujung pulau, di Laem Tong. Harus melewati satu jam perjalanan tambahan dengan perahu nelayan, yang disebut Taxi Boat.
Dan itu tak mungkin dilakukan oleh ibu dan tanteku.
Alhasil kami menyewa kamar tambahan di Ton Sai, tempat kami berlabuh. Agar mereka bisa segera beristirahat. Sementara kami tetap akan ke Phi Phi Natural Resort yang nun jauh di ujung karena kamar sudah terlanjur dibayar.
Setelah mengurus kamar hotel dan menata segala keperluan di Ton Sai, kami pun berangkat ke Laem Tong. Tentu masih dihantui perasaan was-was, meninggalkan dua ibu yang sedang mengalami lemas pasca mabuk laut.
Perjalanan ke ujung pulau tak kalah mencekam. Ombak sedang tinggi, hingga terkadang perahu kami serasa dilempar dan terbang di atas laut, atau sebaliknya. Perahu kami berada lebih rendah dari ombak yang bergulung-gulung itu.
Aku takut perahuku tenggelam.
Laut memang sedang ganas. Karenanya aku bersyukur saat menginjakkan kaki di Phi Phi Natural Resort. Yah, kami selamat!
Pantainya begitu bersih, berpasir putih. Lautnya biru jernih, tanpa ombak. Sayangnya aku kehilangan mood untuk bermain air. Lagipula, matahari hampir tenggelam.
Aku hanya ingin segera membuka kamar dan merebahkan badanku barang sejenak. Sementara otakku terus berputar, mencari cara ternyaman untuk pulang ke Krabi keesokan harinya. Terutama untuk ibu dan tanteku.
Lagi-lagi, aku lelah secara fisik dan mental. Amat sangat lelah.
3 comments:
walah mba, kok nyebrangnya ga ikut tour aja..pakai kapal pesiar yg oke dan dijamin ga mabuk laut. aku dari Phuket cuma 700 Bath per orang udah termasuk makan siang di resto pinggir pantai di PhiPhi, gratis snorkling, kanoe, di Maya Bay. kalau mau one way biar bisa nginep 150 Bath.
tapi ga tahu juga yah..kalau dari Krabi harganya sama apa enggak..
wah bagus yaaaa...
Okky:
Murah banget 700 Bath...sayang aku g tau...itu semua udah diurusin ama temen dari Singapura, jadi aku g tll ikut cawe-cawe... :p
thea:
Bagus, The... tapi pantai & laut di Indonesia juga banyak yang g kalah bagusnya koq...! :D
Post a Comment