Pages

Tuesday, January 25, 2011

Day 2: Ciamis - Jogja


Hari kedua di Banjar merupakan hari pembalasan ambisi. Pertama, di hari ini Apo benar-benar bisa bangun pagi dan bisa merealisasikan ambisi 'golf jam setengah enam'. Aku sebenarnya agak-agak ingin ikutan, tapi karena pengaruh masuk angin di malam harinya, aku lebih memilih bangun siang.

Aku tidak tahu apa yang Apo, Hera, dan Alam lakukan di padang golf. Sepertinya sih cuma berfoto-foto. Tapi, yang jelas mereka berkenalan dengan Pak Sitompul, dan Apo kembali berambisi melanjutkan pertemanan dengan Pak Sitompul dan bermain golf bersamanya di Jogja.

Rencananya, hari ini kami mau ke Pangandaran. Lagi-lagi sebuah ambisi besar. Untungnya kami masih memiliki sisa-sisa logika yang mampu mengubah rencana kami. Yup, hari kedua di Banjar, kami melaksanakan ambisi kedua: ke Ciamis!


Ciamis

Ciamis ini terletak sekitar 45 menit dari Banjar. Jalanannya berliku-liku. Dan akhirnya kami sampai di rumah Yuki, temannya Alam. Aku tak bisa bercerita lebih banyak lagi selain makanannya.

Karena kami hari sebelumnya telah menikmati ikan gurame super lezat di Manjabal 2, hari ini kami memutuskan untuk menikmati makanan lainnya. Jadi, Yuki, maaf ya kalau aku menolak makan gurame. Semoga kamu mengerti dengan keterbatasan perut dan waktu kami di Sunda, jadi harus pilih-pilih makanan.

Tapi, kami tidak menolak saran ke Haji Etom, bukan?


Kami akhirnya setuju makan di warung Haji Etom yang menjual Sate Sapi dan Sate Kambing, plus gulainya. Letaknya di persimpangan Jl. A. Yani dan Jl. Pemuda, Ciamis. Berbeda dengan sate di Jogja, sate yang dijual di Haji Etom dagingnya berukuran kecil-kecil. Rasanya mirip, dengan dua jenis bumbu: kecap atau kacang.

Satu porsi berisi 10 tusuk, sementara harganya sekitar Rp 16.000,-.


Lucunya, di sana kami menemukan permen karet Yosan! Serasa kembali ke masa lalu. Di bungkusnya terdapat bonus tato dan dalam sekejap Apo berubah menjadi preman bertato.

Karena keterbatasan waktu, kami hanya sekejap di Ciamis. Setelah memulangkan Yuki ke kedua orang tuanya, kami pun meninggalkan Alam di terminal bersama Budiman.

Itu bis, Po, bukan temanmu.
 
-o0o-

Pulang ke Jogja dengan perasaan lelah di rahang sambil mengejar target waktu, sebelum tengah malam sudah harus sampai di rumah. Karena di pagi hari, aku sudah harus masuk kantor lagi dan menyelesaikan dua press release sebelum jam makan siang.

Ah!

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...