Pages

Monday, September 13, 2010

Kocok-Kocok Kuliner


Hidup itu banyak pilihan. Dari pilihan-pilihan yang teramat sangat penting seperti memilih dokter untuk membantu persalinan, hingga pilihan yang ceperewes seperti memilih warna untuk taplak meja.

Atau, bisa juga sekedar memilih tempat untuk makan.


Walaupun terdengar sepele, memilih tempat untuk makan saat 'berkencan' seringkali membawa kerepotan tersendiri. Terutama untuk orang-orang yang cukup plin-plan. Akibatnya, sering kali kita kembali ke tempat makan yang itu-itu saja (untuk aku, ini berarti Kiko), atau justru bertengkar dan kembali ke rumah.

Hihi.

Karena itulah, monniversary kali ini, aku berinisiatif untuk membuatkan Arya kado untuk mengatasi kebimbangan tak penting itu. Kadonya berupa alat untuk menikmati salah satu sudut petualangan dalam hidup.

Kuberi nama: Kocok-Kocok Kuliner.

Yah. Kebetulan, kami berdua suka makan, dan suka bingung memilih, dan cukup plin-plan.

Untuk membuat Kocok Kuliner ini, yang dibutuhkan adalah satu tabung berukuran kecil atau sedang, beberapa lembar kertas kosong polos, dan pengetahuan yang cukup tentang kuliner setempat.

Tabung yang digunakan bisa berasal dari sembarang benda. Aku sendiri memilih menggunakan bekas wadah biskuit yang bermotif lucu.

Setelah menemukan tabung yang sesuai, aku menyiapkan kertas untuk dipotong kecil-kecil seukuran sekitar 7 x 4 cm. Setelah potongan kertas terkumpul banyak, di masing-masing potong aku tuliskan satu tempat kuliner yang pernah kami kunjungi dan jelas kami sukai. Dituliskan hingga tempat kuliner yang terbayang, habis.

Kalau ingin mencoba tempat baru, tak perlu menggunakan Kocok Kuliner ini. Nah, nanti setelah tahu dengan pasti rasa dan harga dari tempat baru itu, baru - kalau ingin - tempat tersebut bisa dimasukkan ke dalam data yang ada.

Kertas-kertas tadi lantas digulung kecil-kecil dan dimasukkan ke dalam tabung yang sudah disiapkan sebelumnya tadi.

Voila... Kocok-Kocok Kuliner sudah jadi!

Sekarang, setiap kali aku dan Arya bingung akan makan ke mana, kami tinggal mengocok tabung itu, mengambil salah satu gulungan kertas, dan membiarkan diri kami berpetualang menghadapi the unexpected. *berlebihan*

Syarat penggunaannya, kami harus menurut dengan apa pun yang keluar. Kecuali bila itu terhalang oleh waktu dan dana saat itu. :)

4 comments:

inten said...

what a great idea..
sayangnya aku dan suami makan dirumah karena masak sendiri tiap hari. Seandainya ide ini terpikirkan sejak jaman pacaran, gak ada lagi istilah buang-buang tenaga, waktu, dan bensin hanya untuk muter karena bingung mau makan apa.

bulb-mode said...

Hihi...iya, Mbak. Lumayan mengasyikkan lo...dari buatnya sampai pakainya... :D Buat aja, gapapa, untuk special occasion... ;)

dhiraestria dyah said...

ide bagus, aku mau coba bikin untuk menentukan pecel mana sebagai sarapanku.. *secara di sini cuma ada pecel* :p

bulb-mode said...

Iya, Dhir. Kalau memang cuma sedikit, dikali tiga aja setiap lokasinya... :p

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...