Pagi ini Jogja diselimuti abu. Memang tidak seluruh Jogja, tapi sebagian besar Jogja utara dan mungkin sampai di daerah selatan. Teman dari Jogokaryan memberi konfirmasi bahwa daerah rumahnya juga terkena abu. UGM berganti warna menjadi abu-abu.
Tapi karena angin bertiup ke arah selatan-barat daya, rumahku di kawasan Condong Catur hanya terkena sedikit. Sayup-sayup, kalau dalam konteks suara. Rumah Arya yang terletak di daerah Ngaglik - tapi dia tetap bersikeras rumahnya terletak di daerah Wedoapaitu - juga tidak terkena hujan abu.
Kali ini kami memang dihindarkan, tapi besok belum tentu.
Jogja memang terasa berat beberapa hari ini. Secara fisik berwarna abu-abu, tapi nuansanya juga kelabu. Gunung Merapi sedang hajatan, katanya. Korban pun berjatuhan, pengungsi beribu-ribu, kebutuhan dari pengungsian kian meningkat, Mbah Maridjan meninggal, Ponimin mengaku-aku sebagai penggantinya, ramalan-ramalan tak jelas, jurnalisme drama dari media-media watonmuni, hingga ke udara penuh abu yang hari ini menyelimuti sebagian kota Jogja.
Tapi karena angin bertiup ke arah selatan-barat daya, rumahku di kawasan Condong Catur hanya terkena sedikit. Sayup-sayup, kalau dalam konteks suara. Rumah Arya yang terletak di daerah Ngaglik - tapi dia tetap bersikeras rumahnya terletak di daerah Wedoapaitu - juga tidak terkena hujan abu.
Kali ini kami memang dihindarkan, tapi besok belum tentu.
Jogja memang terasa berat beberapa hari ini. Secara fisik berwarna abu-abu, tapi nuansanya juga kelabu. Gunung Merapi sedang hajatan, katanya. Korban pun berjatuhan, pengungsi beribu-ribu, kebutuhan dari pengungsian kian meningkat, Mbah Maridjan meninggal, Ponimin mengaku-aku sebagai penggantinya, ramalan-ramalan tak jelas, jurnalisme drama dari media-media watonmuni, hingga ke udara penuh abu yang hari ini menyelimuti sebagian kota Jogja.
Udaranya pun terasa berat.
Bagi sebagian orang, kehidupan seakan-akan berhenti bergerak. Aku juga merasakan beratnya. Sangat berat, meski keluargaku aman semua dan rumahku pun terbilang aman.
Bagi sebagian orang, kehidupan seakan-akan berhenti bergerak. Aku juga merasakan beratnya. Sangat berat, meski keluargaku aman semua dan rumahku pun terbilang aman.
Kemarin aku mem-follow @jalinmerapi di twitter-ku, dengan maksud untuk mengetahui perkembangan lapangan dan membantu sebisaku. Yang terjadi, sekarang aku merasa sesak. Setiap membuka twitter, isi tentang perkembangan Gunung Merapi serta bantuan-bantuannya berteriak-teriak.
Ada yang bertanya, ada yang menawarkan, ada yang sekedar memberikan info. Seakan-akan aku terkurung di dalam posko dan semua orang di sekitarku berebut bicara, sehingga aku tak lagi tahu mana yang sebaiknya ku baca dan mana yang tidak. Semua terbaca kacau.
Apakah di lapangan sana memang keadaannya separah itu? :( Aku jadi khawatir dan bingung mau melakukan apa, karena bahkan hari ini kantorku tetap masuk.
Sekarang mendung. Banyak yang berharap hari ini hujan turun merata di Jogja agar bisa menjinakkan debu-debu dari abu vulkanik yang berterbangan.
Semoga kami tetap dalam lindungan Tuhan Penguasa Alam Semesta. Mohon doanya. Amin.
Ada yang bertanya, ada yang menawarkan, ada yang sekedar memberikan info. Seakan-akan aku terkurung di dalam posko dan semua orang di sekitarku berebut bicara, sehingga aku tak lagi tahu mana yang sebaiknya ku baca dan mana yang tidak. Semua terbaca kacau.
Apakah di lapangan sana memang keadaannya separah itu? :( Aku jadi khawatir dan bingung mau melakukan apa, karena bahkan hari ini kantorku tetap masuk.
Sekarang mendung. Banyak yang berharap hari ini hujan turun merata di Jogja agar bisa menjinakkan debu-debu dari abu vulkanik yang berterbangan.
Semoga kami tetap dalam lindungan Tuhan Penguasa Alam Semesta. Mohon doanya. Amin.
No comments:
Post a Comment