Pages

Monday, December 27, 2010

Nengok Lyly ke Ponorogo


Lagi-lagi aku ke Ponorogo. Seorang teman mengatakan aku terlalu sering ke Ponorogo. Memang, sih. Aku sendiri tidak tahu kenapa aku begitu suka pergi ke Ponorogo.

Apakah karena satenya? Atau karena pecelnya? Atau karena reognya? Sepertinya tidak juga. Malah menurutku sate yang dulu sangat aku suka, rasanya sudah tidak seenak dulu.


Yang jelas, setiap berangkat ke Ponorogo, yang ada di imajinasiku adalah makan pagi dengan pecel dan telur di tengah-tengah suasana pedesaan di rumah Mbak Erna. Hari yang masih terasa pagi bahkan hingga jam 12 siang. Belum lagi kalau disertai kunjungan ke rumah Lik Kadiyah.

Oh ya, dan aku suka perjalanan ke sana. Terutama kalau memilih jalur Tawangmangu.

Tapi kunjunganku ke Ponorogo kemarin membawa misi khusus: menjenguk bayinya Mbak Erna yang baru lahir. Namanya panjang sekali. Sebentar... *mencari di SMS*

Kalybri Rayung Kyas Wijang Samudra.

Panjang kan? Aku sedikit kasihan membayangkan waktu yang akan dihabiskan Lyly - begitu nama panggilannya - untuk 'menghitamkan' nama lengkap saat ujian nanti. Hm...semoga saja sudah sistem digital.

Kami hanya menginap semalam di sana. Tak terlalu banyak yang bisa dilakukan, akhirnya setelah makan siang yang terlalu banyak di Sate Haji Tukri, kami pun pulang ke Jogja. Lewat Wonogiri.

Ada beberapa hal baru yang kutemukan di Ponorogo: bahwa mereka punya hotel baru yang lebih bagus dari hotel La Tiban, dan ternyata ada toko oleh-oleh di utara jalan Ponorogo-Sumoroto. :)

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...