Pages

Thursday, March 13, 2008

Kobra, Si Raja Ular yang Liat

Sekarang aku tahu kenapa Susana suka ular.

Ya karena daging ular itu rasanya cukup enak. Apalagi daging kobra.

Sore itu, di hadapanku terhidang seekor ular kobra sepanjang satu meter. Dia mendesis-desis, seperti ketakutan, dan melingkar di atas nampan besar. Dan sebelum dia menyerangku, aku menyerangnya.

Aku pegang tubuhnya. Aku gigit pangkal leher bawahnya hingga kepala kobra itu putus dan darah muncrat-muncrat, mengotori segala hal. Darah yang langsung aku tampung di baskom kecil. Aku memang tidak mau menggigit leher bagian atasnya, karena bisa kobra itu bisa mengkontaminasi darah dan dagingnya.

Lalu, aku robek perutnya dengan sebuah pisau lipat dan aku keluarkan empedunya. Empedu itu langsung aku remas. Cairannya aku taruh di mangkok kecil. Setelah dagingnya habis aku makan, darah yang tadi aku tampung, aku gunakan untuk mencuci muka dan cairan empedunya, cepat-capat aku pakai untuk keramas.

MWAHAHAHAHAHAHA!
 
Katanya, kobra mempunyai khasiat tinggi bagi kesehatan fisik. Tapi mungkin tidak bagi kesehatan mentalku.

Oke, stop!

Itu tadi hanya ilustrasi. Sebenarnya, daging kobra tidak seseram itu. Justru, di tangan yang tepat, daging kobra bisa menjadi makanan alternatif yang cukup lezat. Lihat saja foto-fotonya.


Olahannya pun tidak aneh-aneh. Daging kobra yang bertekstur liat dan memiliki kandungan air yang cukup tinggi ini rupanya cukup fleksibel untuk dimasak dengan resep sehari-hari. Seperti dibuat tongseng, sup, masakan Cina, sate, bahkan hingga burger dan steak.

Memang, dagingnya jauh lebih kenyal dan alot dibanding daging mamalia atau burung. Tapi bila pengolahannya tepat, dagingnya pun bisa menjadi cukup empuk untuk dimakan. Kalau tidak direbus, di-steam, ya bisa pula menggunakan nanas atau daun pepaya.

Jadi, tugas untuk membuat tulisan mengenai Burger Ular (burger yang terbuat dari daging ular, bukan burger yang dibuat menyerupai ular - red) yang sebelumnya tampak mengerikan pun berhasil aku selesaikan dengan manis. Apalagi dari penyajiannya saja sudah tidak menunjukkan keseraman ular.

Kecuali mungkin beberapa resep yang memperlihatkan 'krongkongan' kobra.

Kenyalnya daging justru mengingatkanku pada cumi-cumi. Atau daging kambing yang tidak dimasak dengan sempurna. Pada burger, daging kobra bahkan telah dicacah sedemikian rupa dan dibentuk lingkaran-pipih, seperti layaknya daging burger. Kenyalnya hilang.

Untuk rasanya sendiri?

Tidak ada aroma amis atau sangir pada dagingnya, dan bisa dibilang tak jauh berbeda dengan masakan lain. Tapi yang jelas, resep-resep yang digunakan untuk memasak daging kobra itu termasuk enak, terutama dengan aroma merica dan pala yang cukup kuat di beberapa menu.

Tak terasa, sendok demi sendok daging-daging kobra dengan berbagai variasi itu berpidah dari piring ke perut kami. Rekanku saat itu, yang awalnya bergidik penuh keputusasaan sewaktu tahu kami akan meliput daging ular, justru makan dengan lahap. Dengan tangkas, ia menghabiskan tusuk-tusuk sate kobra yang tersisa.

Aku tidak mengira daging kobra ternyata tidak mengerikan, dan bahkan bisa dibilang lezat. Dan pilihanku untuk tidak memastikan masalah halal dan haramnya daging kobra saat akan mencobanya rupanya cukup tepat. Hihihi... :p


Rumah Makan Kobra
Jl. Hayam Wuruk No. 19, Jogja

5 comments:

dhiraestria dyah said...

iya, daging kobra emang tidak bagus untuk kesehatan mental.. :-s
btw, tulisannya menarik sekali.. keren..keren.. ;)

bulb-mode said...

dhiraestria dyah:
Tidak baik bagi kesehatan mental. Ngeliat udang goreng tepung jadi inget Kobra Garam Cabe, ngeliat nugget yang kecoklatan dan berbentuk aneh jadi inget Baceman Kobra. :-S

Yang menarik paragraf-paragraf di awal ya? Hihihi... coba beneran kejadian kayak gitu, pasti seru dan bakal dapet foto yang lebih berkualitas untuk keikutsertaanmu di pameran Pewarta Foto Indonesia. ;p

Anonymous said...

Kata-kata pembukamu ki lo ndi...
"sekarang aku tau kenapa susana (suzana) suka ular..."

Suzana: Hei! Sotoy! bagaimana kamu tau aku suka ular? Ular yang suka aku, mengerti!! ( Dgn Narsisnya..)

kikikikikiki...

Anonymous said...

Indiiiii...aku mau muntah mbayanginnya:(

bulb-mode said...

dito101:
Ular: Uh... si Suzana mulai ngelunjak! Sekate-kate dia... :p

thea:
Kenapa mau muntah, The...? :D

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...