Aku benar-benar-benar-benar kangen memotret.
Setelah bertahun-tahun hampir selalu membawa kamera DSLR ke mana-mana, tiba-tiba aku merasa itu tidak praktis. Yup, ini terjadi kira-kira sejak aku menggunakan HP Sony Ericsson K-810i yang kameranya bisa dibilang, um... lumayan banget...
Kamera DSLR pun (semi) kugantung. Kalau urusannya cuma putar-putar kota dan potret-potret makanan untuk tulisan mini, aku pilih pakai kamera HP.
Oh ya, aku memang pemalas.
Efeknya, standar kualitas foto pun berkurang. Aku jadi menerima foto apapun, asal kelihatan jelas.
Lalu itu berlanjut dan bertambah buruk. Apalagi sejak aku membeli Kodak-Enam-Ratus-Ribu itu. Aku jadi tidak terlalu peduli, kameraku terbawa atau tidak, CF-ku sudah ada di dalam kamera atau belum, bla-bla-bla...
Blog ini pun mulai kehilangan foto-foto hasil jepretanku sendiri. Seperti posting yang ini. Ah!
Penggunaan kamera DSLR-ku menyusut hanya sebatas liputan, tour yang penuh niat... dan repro foto keluarga.
Sebenarnya kurangnya keinginan menggunakan kamera DSLR itu juga disebabkan karena tiga hal yang cukup penting: waktu yang semakin terbatas jadi butuh yang lebih 'instan', bahu yang super-sensitif jadi tidak bisa membawa beban berat, dan mata yang sering cepat lelah.
Ya-ya-ya. Aku terlalu banyak beralasan.
Nah, akhir-akhir ini aku ingin sekali kembali memotret. Aku kangen perasaan excitement saat shutter menutup. Aku kangen perasaan deg-degan saat melihat dan memilah-milah hasilnya di layar komputer. Aku kangen mendapatkan hasil seperti yang kubayangkan.
Beberapa waktu yang lalu aku sangat berniat diet dan berhasil, mungkin kali ini saatnya aku sangat berniat kembali untuk memotret dengan serius menggunakan kamera lamaku. Walaupun hanya memotret benda-benda seadanya, menggunakan lensa seadanya, dan hasilnya yang seadanya digunakan untuk pelengkap blogku saja.
Setelah bertahun-tahun hampir selalu membawa kamera DSLR ke mana-mana, tiba-tiba aku merasa itu tidak praktis. Yup, ini terjadi kira-kira sejak aku menggunakan HP Sony Ericsson K-810i yang kameranya bisa dibilang, um... lumayan banget...
Kamera DSLR pun (semi) kugantung. Kalau urusannya cuma putar-putar kota dan potret-potret makanan untuk tulisan mini, aku pilih pakai kamera HP.
Oh ya, aku memang pemalas.
Efeknya, standar kualitas foto pun berkurang. Aku jadi menerima foto apapun, asal kelihatan jelas.
Lalu itu berlanjut dan bertambah buruk. Apalagi sejak aku membeli Kodak-Enam-Ratus-Ribu itu. Aku jadi tidak terlalu peduli, kameraku terbawa atau tidak, CF-ku sudah ada di dalam kamera atau belum, bla-bla-bla...
Blog ini pun mulai kehilangan foto-foto hasil jepretanku sendiri. Seperti posting yang ini. Ah!
Penggunaan kamera DSLR-ku menyusut hanya sebatas liputan, tour yang penuh niat... dan repro foto keluarga.
Sebenarnya kurangnya keinginan menggunakan kamera DSLR itu juga disebabkan karena tiga hal yang cukup penting: waktu yang semakin terbatas jadi butuh yang lebih 'instan', bahu yang super-sensitif jadi tidak bisa membawa beban berat, dan mata yang sering cepat lelah.
Ya-ya-ya. Aku terlalu banyak beralasan.
Nah, akhir-akhir ini aku ingin sekali kembali memotret. Aku kangen perasaan excitement saat shutter menutup. Aku kangen perasaan deg-degan saat melihat dan memilah-milah hasilnya di layar komputer. Aku kangen mendapatkan hasil seperti yang kubayangkan.
Beberapa waktu yang lalu aku sangat berniat diet dan berhasil, mungkin kali ini saatnya aku sangat berniat kembali untuk memotret dengan serius menggunakan kamera lamaku. Walaupun hanya memotret benda-benda seadanya, menggunakan lensa seadanya, dan hasilnya yang seadanya digunakan untuk pelengkap blogku saja.
No comments:
Post a Comment