Game favoritku, jelas Monkey Island yang tokohnya lucu sekali, bernama Guybrush Threepwood. Game ini penuh dengan kalimat lucu, tingkah lucu, dan tugas-tugas konyol yang kadang tidak terpikir.
Lebih asyiknya lagi, game ini tidak ada game over. Bila melawan bos, dia tidak pedang-pedangan atau tembak-tembakan, tapi adu 'hinaan'. Setiap hinaan yang dikeluarkan musuh, harus dijawab dengan hinaan yang lebih mengena. Tidak sulit, karena ada pilihannya kok.
Namun sayangnya, seperti game adventur lain, game ini pada akhirnya juga aku tamatkan.
Berbeda dengan itu, The Sims juga berada di tingkat pertamaku... tapi dalam kuantitas dimainkan. The Sims masuk ke dalam list favorit, meski berada di nomor dua. Aku jatuh cinta padanya sejak versi pertamanya dikeluarkan di tahun 2000, pada awal-awal masa kuliah.
Kenapa aku suka sekali game ini?
Karena ini seperti bermain rumah-rumahan waktu kecil dalam versi elektronik dan lebih tervisualisasi dengan baik. Dipadu dengan bebas membuat rumah tanpa biaya, dan membuat karakter. Aku yang sewaktu kecil pernah bercita-cita menjadi arsitek, tentulah bahagia menemukan The Sims yang awalnya memang dibuat untuk program arsitektural.
"Bermain menjadi Tuhan," kata temanku.
Yah. Terserah dibilang apa. Yang jelas permainan ini begitu menyenangkan dan tidak ada tamatnya.
Sejak dirilis pertama kali di tahun 2000, The Sims telah berevolusi tiga kali. Versi terbarunya (yang sebenarnya tidak terlalu baru) adalah The Sims 3. Serunya lagi, selain game orisinilnya, The Sims juga menyediakan berbagai Expansion Pack dan Adds-on yang membuatku penasaran.
Meski permainannya sekilas tampak 'hanya-begitu-begitu-saja', sebenarnya The Sims mempunyai banyak kelebihan yang bisa membuat orang gampang bosan seperti aku, tahan berlama-lama memainkannya - terutama The Sims 3. Dulu waktu masih menjadi mahasiswa, aku sering bermain terus dan tidak tidur semalaman.
Ini karena, The Sims memiliki banyak sekali pilihan. Dari pilihan karakter, pilihan baju, pilihan bangunan, pilihan aktivitas, pilihan pekerjaan, pilihan skill, hingga ke pilihan teman. Banyaknya pilihan membuat 'alur' setiap permainan akan berbeda.
Aku bisa menjalankan karakterku dengan berbagai pilihan tadi lalu membuat alurku sendiri. Dia akan belajar masak, belajar membenahi rumah, mencari kerja, bersosialisasi, dan bahkan bisa berinvestasi.
Hebohnya, kakakku sejak hari Jumat kemarin sibuk memameri aku The Sims 3 versi lengkap yang baru ia dapatkan. Lalu hari Minggu, aku diberi program bajakan lengkap The Sims 3 olehnya! Yeay!
Meski proses install memakan waktu satu malam lebih (entah kenapa), aku sudah membayangkan hari-hariku akan dipenuhi dengan membangun rumah, membuat karakter, sambil mengetik motherlode berkali-kali sebagai pesugihan karakterku.
Sepertinya waktuku yang tinggal sedikit akan makin habis di depan komputer.
Kakakku sih sudah terbiasa melihatku ekstasi nge-game, tapi Arya jadi ketakutan ketika aku mensyaratkan ada PC di rumah nantinya. Hihi!
Lebih asyiknya lagi, game ini tidak ada game over. Bila melawan bos, dia tidak pedang-pedangan atau tembak-tembakan, tapi adu 'hinaan'. Setiap hinaan yang dikeluarkan musuh, harus dijawab dengan hinaan yang lebih mengena. Tidak sulit, karena ada pilihannya kok.
Namun sayangnya, seperti game adventur lain, game ini pada akhirnya juga aku tamatkan.
Berbeda dengan itu, The Sims juga berada di tingkat pertamaku... tapi dalam kuantitas dimainkan. The Sims masuk ke dalam list favorit, meski berada di nomor dua. Aku jatuh cinta padanya sejak versi pertamanya dikeluarkan di tahun 2000, pada awal-awal masa kuliah.
Kenapa aku suka sekali game ini?
Karena ini seperti bermain rumah-rumahan waktu kecil dalam versi elektronik dan lebih tervisualisasi dengan baik. Dipadu dengan bebas membuat rumah tanpa biaya, dan membuat karakter. Aku yang sewaktu kecil pernah bercita-cita menjadi arsitek, tentulah bahagia menemukan The Sims yang awalnya memang dibuat untuk program arsitektural.
"Bermain menjadi Tuhan," kata temanku.
Yah. Terserah dibilang apa. Yang jelas permainan ini begitu menyenangkan dan tidak ada tamatnya.
Sejak dirilis pertama kali di tahun 2000, The Sims telah berevolusi tiga kali. Versi terbarunya (yang sebenarnya tidak terlalu baru) adalah The Sims 3. Serunya lagi, selain game orisinilnya, The Sims juga menyediakan berbagai Expansion Pack dan Adds-on yang membuatku penasaran.
Meski permainannya sekilas tampak 'hanya-begitu-begitu-saja', sebenarnya The Sims mempunyai banyak kelebihan yang bisa membuat orang gampang bosan seperti aku, tahan berlama-lama memainkannya - terutama The Sims 3. Dulu waktu masih menjadi mahasiswa, aku sering bermain terus dan tidak tidur semalaman.
Ini karena, The Sims memiliki banyak sekali pilihan. Dari pilihan karakter, pilihan baju, pilihan bangunan, pilihan aktivitas, pilihan pekerjaan, pilihan skill, hingga ke pilihan teman. Banyaknya pilihan membuat 'alur' setiap permainan akan berbeda.
Aku bisa menjalankan karakterku dengan berbagai pilihan tadi lalu membuat alurku sendiri. Dia akan belajar masak, belajar membenahi rumah, mencari kerja, bersosialisasi, dan bahkan bisa berinvestasi.
Hebohnya, kakakku sejak hari Jumat kemarin sibuk memameri aku The Sims 3 versi lengkap yang baru ia dapatkan. Lalu hari Minggu, aku diberi program bajakan lengkap The Sims 3 olehnya! Yeay!
Meski proses install memakan waktu satu malam lebih (entah kenapa), aku sudah membayangkan hari-hariku akan dipenuhi dengan membangun rumah, membuat karakter, sambil mengetik motherlode berkali-kali sebagai pesugihan karakterku.
Sepertinya waktuku yang tinggal sedikit akan makin habis di depan komputer.
Kakakku sih sudah terbiasa melihatku ekstasi nge-game, tapi Arya jadi ketakutan ketika aku mensyaratkan ada PC di rumah nantinya. Hihi!
4 comments:
wah parah... bisa sebulan ngga berhenti2,, tiap hari @6-8 jam..
Nggak yaaa..! Sampai sekarang malah belum sempat main lagi... :(
waw,,,, seru tuh kayaknya..... :D
@ Tutut Oktavia:
Pastinya... tapi sayang sampai sekarang belum sempat main lagi...
Post a Comment