Orang-Orang yang Diuapkan

Aku bermimpi tentang orang-orang yang diuapkan. Bukan hanya dihilangkan identitasnya, namun benar-benar diuapkan. Sepertinya buku 1984 karangan George Orwell yang aku baca sebelum tidur benar-benar merasuki pikiranku. Sedikit lebih ekstrim, mungkin.

Mereka ditaruh di sebuah ruang yang terbuat dari batu pualam hitam, dengan dinding luar yang mirip amplas. Bergerigi. Ruangan berbentuk persegi panjang itu tipis, dan diapit oleh lempengan-lempengan besi yang siap mengalirkan listrik berkekuatan amat tinggi.

Aku tak tahu seberapa tinggi voltasenya. Aku hanya tahu itu sangat tinggi, hingga dapat mengubah orang menjadi uap.

Ruangan itu terletak di puncak sebuah menara, dengan desain arsitektural yang modern dan minimalis. Dari bawah, aku lihat bentuk dan warnanya amat kontras dengan birunya langit dan hijaunya rumput basah yang menyangga tiang-tiang menara itu. Besar, tinggi, dan intimidatif.

Tak ada jalan untuk melarikan diri. Satu-satunya pintu dipantau secara khusus oleh beberapa penjaga berpakaian hitam. Atau mungkin ruangan itu tak beratap. Dan para tahanan di dalamnya dapat melarikan diri dengan helikopter, walau tetap saja tampak. Tapi tetap saja, sepertinya tak ada tahanan yang sepenting itu hingga sebuah helikopter mau beresiko menjadi kaki tangan sebuah komplotan pemberontak.

Seorang wanita berambut panjang dan hitam, yang entah bagaimana aku mengenalnya, tampak sedang menaiki tangga di sisi menara. Ia akan bergabung dengan entah berapa banyak orang di dalam ruangan persegi panjang tadi. Siap diuapkan. Aku merasakan ketakutannya.

Saat itu, aku hanya berpikir bahwa aku beruntung karena bukan aku yang di atas sana. Sebelum akhirnya terbangun. Dan semua memang baik-baik saja.