Pages

Monday, May 10, 2010

Petualangan Ceperewes

Petualangan akhir minggu kemarin adalah sebuah bentuk lain dari adventure in the weekend. Aku tidak mendaki gunung, menyelam, atau bungee jumping. Aku melakukan adventure yang berbeda.

Adventure potong rambut dan spa.

Menurutku, itu tetap saja adventure (= an exciting or remarkable experience, Merriam-Webster). Karena aku potong rambut bukan di tempat langgananku, dan aku belum pernah melakukan spa.

Yap. Belum pernah.

Karena aku orangnya cukup rumahan, selama ini aku lebih memilih memanggil Mbak Lulur untuk luluran di rumah, atau Mbak Pijet untuk massage (juga) di rumah. Aku hanya merasa lebih nyaman bila melakukannya di rumah (termasuk karena yakin tidak ada CCTV).

Nah, akhir minggu kemarin, aku merapikan rambutku di salon (rumahan) langganan Dhira. Salon tak bernama ini letaknya di dekat UPN dan tidak buka setiap hari. Bila ingin merapikan rambut, harus membuat janji via telepon terlebih dahulu. Dan jadwal Mas Yono (yang punya salon) pun cukup padat.

Untung saja, kemarin Mas Yono mau meluangkan waktunya untuk kami di antara jadwalnya yang mengantri. Jadilah Sabtu sore, aku dan Ajeng berpetualang ke rumah Mas Yono. Dhira ikut, tapi dia sepertinya tidak menganggapnya sebagai petualangan, meski salah belok beberapa kali.

Aku bilang ke Mas Yono kalau ajy ingin rambut yang tetap perempuan, bisa belah kanan atau kiri, mudah ditata meski kriting, dan cocok dengan mukaku. Oh ya, dan boleh dipendekkan bila memang perlu. Jujur, aku sebenarnya juga ingin tahu seberapa dia bisa mengatasi rambutku yang memang agak-agak bengal.

Kras-kres-krus... voila... rambutku baru!

Dan aku menyukainya. Mas Yono bahkan memberiku tips-tips cara mengatur rambut agar jatuhnya bagus. Aku tetap harus memakai catok sih, tapi tidak apa-apa. Hm... aku jadi tahu kenapa Dhira suka potong rambut di sini. Begitu privat, begitu konsultatif, dan (rumahnya) begitu nyaman. Dan harganya masih wajar, kok...

Lalu esoknya, bersama Tya, Sisiel dan Hera, aku berpetualang ke Woman and Woman Spa yang lokasinya bersebelahan dengan kantor pajak(!). Sebuah lokasi yang tidak tepat, karena pajak identik dengan ketidak-relaksasian hidup.

Eniwei, inilah pertama kalinya aku mencoba spa. Terima kasih untuk Mas Iwan dan Tya. :)

Menurutku, Woman and Woman Spa memiliki suasana yang menyenangkan. Tenang dan santai. Atau memang setiap tempat spa suasananya seperti itu, ya? Jadi menunggu antrian tidak terlalu mengganggu, karena aku bisa berbaring-baring santai di kasur.

Dengan therapis yang ramah dan sangat membantu, serta perawatan lengkap yang aku lakukan, aku benar-benar merasa nyaman saat keluar dari ruang massage. Serasa Cleopatra, dengan kulit dan jiwa yang jauh lebih halus dari sebelumnya. Hihi.

Efeknya yang menyenangkan hati ini tentu saja bisa membuat aku kecanduan. Tapi, apakah aku lantas akan rutin spa?

Hm... sepertinya akan ke sana lagi, tapi tidak serutin itu. Kalau untuk yang rutin, aku pilih Mbak Lulur dengan Lulur Bali Alus favoritku. :) Betewe, baru sadar kalau di sekitar rumahku terdapat banyak mutiara terpendam.

"Nggak kali, Ndie. Secara billboard-nya Woman and Woman segede gaban gitu..." ujar temanku.

Yeee... gaban atau naganya gaban? :p

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...