Proses decluttering pun bergeser ke rak bukuku yang penuh sesak. Isinya novel-novel sastra, romantis, thriller, detektif, dan bla-bla-bla, hingga buku-buku how-to dan majalah.
Aku memang suka membaca novel. Karena itu, aku merasa wajar bila novel-novelku berhimpitan di lima rak bukuku. Meski rak tersebut tidak terlalu besar, tetap saja bukuku terasa banyak. Dan menyortir kesemuanya membutuhkan waktu tersendiri.
Pekerjaan ini tak sesulit menyortir yang lainnya. Kali ini pertanyaannya adalah: Kapan aku akan membacanya lagi?
Aku memang suka membaca novel. Karena itu, aku merasa wajar bila novel-novelku berhimpitan di lima rak bukuku. Meski rak tersebut tidak terlalu besar, tetap saja bukuku terasa banyak. Dan menyortir kesemuanya membutuhkan waktu tersendiri.
Pekerjaan ini tak sesulit menyortir yang lainnya. Kali ini pertanyaannya adalah: Kapan aku akan membacanya lagi?
Bila itu sebuah novel, maka haruslah mengesankan. Dan novel yang mengesankan tak sulit untuk ditandai. Biasanya kategori mengesankan untukku adalah jalan ceritanya unik, kisahnya inspiratif, atau bahasanya bagus.
Sementara, untuk buku-buku lainnya, haruslah 'penuh ilmu'. Bila buku itu aplikatif di dalam hidupku dan mudah diikuti bahasanya, maka buku tersebut cukup berarti untuk dipertahankan.
Intinya, bagiku, buku yang bagus adalah buku di mana aku bisa belajar sesuatu darinya. Ketika aku bisa belajar sesuatu darinya, ada kemungkinan aku akan kembali membukanya, dan membacanya.
Maka dari itu, aku keluarkan semua majalah dari rak buku, berikut semua buku yang tak terlalu berkesan. Yang aku simpan hanyalah buku-buku yang berkesan dan buku-buku yang masih belum aku baca - dan itu ternyata cukup banyak.
Lalu bagaimana dengan sisa buku yang tidak aku simpan?
Aku belum memutuskan apakah akan menyumbangkannya, membagi-bagikannya, menjualnya, atau malah justru membuat perpustakaan mini entah di mana.
Ah... itu nanti dulu, yang penting kamar bisa beres segera. :)
No comments:
Post a Comment