Pages

Wednesday, September 17, 2008

Main Masak-Masakan


Aku sekarang tahu kenapa setiap mengundang makan tamu ke rumah, ibuku lebih suka memasak semuanya sendiri. Dibantu oleh pembantu dan anak-anaknya, tentu saja.

Dulu, aku pikir itu adalah kegiatan yang amat tidak praktis. Belum tentu lebih murah, jelas lebih merepotkan, melelahkan, membutuhkan waktu yang lebih lama, dan mungkin sekali masakannya gagal.

Tapi ternyata, di luar semua itu, memasak memunculkan kepuasan yang mengalahkan rasa lelah. Menyenangkan sekali ketika bisa merasa menjadi bagian dari masakan itu sendiri.

Mulai dari mengumpulkan semua bahan dan bumbu. Mengolah bahan-bahan mentah yang masih tercerai-berai. Meramu bumbu-bumbunya. Dan mengubahnya menjadi suatu masakan siap hidang. Apalagi saat tahu bahwa rasanya enak... atau sekedar edible. :-S

Itulah yang aku rasakan kemarin. Setelah beberapa tahun puasa masak, kemarin aku memasak lagi. Tak tanggung-tanggung, aku memasak untuk porsi delapan orang. Ini berarti melipat-gandakan resep yang ada, dan berujung pada resiko kegagalan yang lebih besar.

Tentu saja, aku memasak bersama asisten yang bersedia membantu mengolah daging mentah (bergidik geli!), dan siap mencicipi rasa (aku tak mau membatalkan puasaku).

Hasilnya... mmm... nyam-nyam!


PS: Memasak di tengah ibadah puasa sama saja dengan berperang melawan tiga nafsu sekaligus: mencicip, menelan, dan menegak segelas es teh manis. Ah!

7 comments:

Anonymous said...

bisa tho ndi ?
ga percaya :D

sekali-sekali dikirim dong ndi, heheh

Anonymous said...

itulah kenapa aku suka memasak:D

Anonymous said...

Ya..itulah kenapa aku kembali jatuh cinta setiap kali memasak untuk Dito.. :p

bulb-mode said...

ogi:
Hah! Ternyata kamu memang tidak mengenalku dengan baik! :p Ntar ya Gi... klo kita udah tetanggaan, kita kirim-kiriman masakan... hahaha!

thea:
Asal g masak kue kering untuk lebaran aja, The... aku pernah nangis gara" masak & itu membuatku sedikit trauma memasak... :-S

miy:
Lha... masaknya cuma untuk Dito... trus klo masak untuk lainnya g suka? :-S

Anonymous said...

Hahaha.. yaaa deeehh.. masak buat yg lainnya juga suka, kan ada 'kepuasan yang mengalahkan rasa lelah' itu.. apalagi klo ada yang telap-telep maem hasil masakannya.. hihihi..

but when it comes to dito, jadi lebih gimanaaaa gitu..

Anonymous said...

"..Tentu saja, aku memasak bersama asisten yang bersedia membantu mengolah daging mentah (bergidik geli!), dan siap mencicipi rasa (aku tak mau membatalkan puasaku)?"

hmmm... asisten...? :-?


:)

:*

bulb-mode said...

miy:
Telap-telep = menggendut tanpa sadar... :-S

pitu:
Du-di-dam-dam-du-du...

*g denger*

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...