Pages

Monday, March 31, 2008

Misteri Kamar no 17

Ini benar-benar kamar paling aneh yang pernah aku tempati. Luas totalnya sekitar 7x4 m2 (mungkin). Dengan satu tempat tidur berlapis bedcover pink, TV, dan dispenser. Sebuah kamar mandi dalam dengan air panas melengkapi fasilitas kamar hotel itu.

Sampai di sana semua masih terdengar normal.

Tapi tahukah kamu kalau semua tak senormal itu?

Baik, aku mulai dari pintu masuk. Begitu membuka pintu masuk, segala ekspektasiku tentang sebuah kamar yang nyaman langsung hancur berantakan. Tapi bukannya kesal, aku justru tak bisa menahan tawa.


Bagaimana tidak?

Pintu masuk, bukannya langsung menghadap ke tempat tidur atau TV, tapi justru langsung berhadapan dengan bathtub.

Iya, bathtub dengan lantai keramik kamar mandi!

Lantai keramik putih dan coklat itu hanya memenuhi 1/3 luas ruangan keseluruhan. Sisanya diberi keramik putih yang wajar.

Sekilas, sepertinya arsitek yang dulu disewa membangun kamar itu dengan tergesa-gesa. Ia lupa memberi penyekat antara kamar mandi dan kamar tidur. Duh!

Satu-satunya hal yang akan menutupi badan telanjang kami ketika mandi dari pandangan iseng mereka yang sedang menonton TV di tempat tidur hanyalah selembar tirai sedikit transparan yang mengelilingi bathtub.

"Tetap akan memunculkan imajinasi visual," ungkap temanku.

Ampun.

Untungnya (sangat Jawa!), toilet dipisahkan dari keseluruhan ruangan dengan sebuah pintu dan tembok. Letaknya dipojok ruangan, dan amat kecil. Tapi, lagi-lagi, arsitek yang disewa rupanya teramat kreatif. Ia melengkapi pintu toilet dengan kaca semi transparan yang juga bisa memunculkan imajinasi visual lain.

Akhirnya kami berunding, dan menghasilkan sebuah sistem baru: 'Sistem Penggunaan Kamar Mandi'. Kebalikan dari situasi normal, khusus di kamar bernomor 17 ini, bila ada yang mau mandi, sisa penghuninya harus rela untuk keluar dari kamar dan menunggu di lobby. Karenanya, ada larangan keras untuk menikmati hangatnya air dengan cara berendam.

Dengan segala transparansi kamar bernomor 17, kusimpulkan bahwa mungkin saja ini adalah salah satu 'kamar bulan madu' versi Hotel Fatma, Jombang, Jawa Timur.

7 comments:

Anonymous said...

edaannnn...aku pun takjub:))

dhiraestria dyah said...

ndie, rumah hutan pinus-mu yang sedang dibangun pake gaya arsitek "kamar 17" nggak?

bulb-mode said...

thea:
Takjub, tercengang, terpana, dan meratap... itu tinggal satu-satunya kamar yang tersisa dan udah jam 10 malam lebih. Mau gimana lagi? :p

dhiraestria dyah:
Ya iya lah! Aku terinspirasi untuk meluangkan satu spot untuk dibangun 'kamar-bulan-madu'. Makanya aku langsung kirim foto itu ke Mas-Siapa-Itu-Namanya yang masih juga tersesat di tengah hutan pinus. Entah di mana. :-S

Anonymous said...

Waduh... keadaan ini persis sama dengan yang kualami.. hahaha...
coba liat link ini:

http://anwariksono.wordpress.com/2009/09/02/mungkin-sedang-berfantasi-seksual/

Bedanya, kalau di hotel Anda, pasti menengah ke bawah, tapi kalau hotel saya, bintang 4... hahaha....

Ga ada bedanya, mau bintang 5 kek, atau kelas melati... nampaknya kamar mandinya tetep kebuka ya??? hehehe

bulb-mode said...

anwariksono:
Teteeeeep... tapi, untung aja yg di Jombang WC-nya terpisah... dan untung juga, kami cuma semalam di sana... :p

Unknown said...

Aku juga heran....kenapa sekelas hotel kok nggak punya genset ya. Jd baru kali ini aku ngalamin ada hotel pake acara mati lampu.....nggak bngt kan. Gensetnya mana gan.......

Unknown said...

Aku juga heran....kenapa sekelas hotel kok nggak punya genset ya. Jd baru kali ini aku ngalamin ada hotel pake acara mati lampu.....nggak bngt kan. Gensetnya mana gan.......

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...