(stoneglasgow.blogspot.com) |
Nama aslinya sendiri tidak dikenal, aku juga tidak mengetahuinya. Tapi kebesaran nama aliasnya sudah melampaui nama aslinya.
Aku pertama kali bertemu dengannya sekitar sepuluh tahun yang lalu, ketika masih kuliah. Kalau tidak salah, dia menjadi salah satu peserta dalam acara kuliah di mana aku menjadi panitia.
Sayang sekali, aku tidak tau dengan pasti karena memang tidak terlalu memperhatikan. Saat itu aku sedang sibuk jatuh hati serta sibuk memikirkan bagaimana aku bisa mengakali jadwalku dan meluangkan sebanyak-banyaknya waktuku dengan sang pujaan hati.
Agak repot, karena waktu itu ada dua pujaan hati...
Stop. Bukan pujaan hati-pujaan hati itu yang ingin aku ceritakan. Ini tentang si Mbak Paling Annoying Se-Jogja.
Deng-dong-deng-dong-deng-dong... *musik horor lagi*
Secara personal, aku memang tidak mengenalnya. Tapi, secara reputasi, aku sangat familiar dengan orang itu.
Setelah bertahun-tahun bertemu dengannya tanpa sekalipun berkenalan, aku sangat familiar dengan bentuknya. Bahkan ketika suatu kali aku bertemu dengannya di sebuah coffee shop, aku bisa langsung mengenalinya - sebelum dia kembali bertindak annoying di dalam coffee shop. Aku lupa masalah tepatnya saat itu apa, tapi sepertinya sesuatu yang berhubungan dengan musik di coffee shop itu.
Lalu bertahun-tahun kemudian aku masih beberapa kali bertemu dengannya, meski tidak terlalu sering karena kegiatanku untuk meliput kian-kemari berkurang drastis.
Pertemuanku terakhir dengannya sempat membuatku sedikit terpana. Sudah kusebutkan bahwa secara fisik, aku cukup hapal karena kerap bertemu. Nah, di perjumpaan terakhirku itu, dia rupanya telah 'berubah'.
Semacam mengalami metamorforsis positif.
Dari yang sebelumnya tampak gloomy, menjadi lebih ceria, ramah, dan gaul. Tatanan rambut dan frame kacamatanya juga berubah, begitu juga gaya berpakaiannya.
"Kayaknya bukan dia. Aku harus lihat dia di tempat yang lebih terang," kata temanku ragu-ragu.
Aku menjadi ragu apakah itu memang dia.
"Aku memang nggak hapal namanya, tapi aku gampang hapal muka. Itu memang dia," ujar adikku meyakinkanku.
Akhirnya kami berkesimpulan bahwa itu memang dia, dengan penampakan yang jauh berbeda. Dan tidak seperti biasanya, kali ini aku melihatnya di tengah-tengah kerumunan kawan-kawannya yang malam itu banyak memuji penampilan barunya.
Meski begitu, ternyata ia tetap sendirian - karena rupanya ia bukan bagian dari rombongan teman-temannya itu.
Anyway, sebenarnya, aku sendiri tidak pernah bermasalah langsung dengan Mbak Paling Annoying Se-Jogja ini. Aku paling sering hanya melihat dari jauh tingkah-polahnya saja. Hanya saja, orang-orang di sekitarku rupanya pernah bermasalah langsung.
Kenapa aku taruh label 'Se-Jogja' di belakangnya? Karena sepertinya orang-orang yang aku kenal tadi juga menganggapnya annoying, meski kami berasal dari latar belakang dan bergaul di lingkaran pertemanan yang berbeda-beda. Tapi, sepertiku, mereka juga tidak mengetahui siapa nama sebenarnya dan apa latar belakangnya, bahkan di mana dia bekerja.
Hm... mungkin suatu saat harus ada yang berani menanyakannya.
Entah kenapa, ketika aku membicarakan tentang dia, biasanya orang yang aku ajak bicara langsung bisa menangkap siapa orang itu - diikuti dengan 'oooooh' panjang. Well, tidak semuanya bilang dia annoying sih. Ada beberapa yang menganggapnya hanya sekedar freak.
Dulu, waktu masih pe-de-ka-te denganku, Mr. A pun pernah menyebutnya seperti itu saat kami bertemu dengannya di suatu tempat.
Aku tidak akan menyebutkan ciri-ciri fisiknya di sini. Tapi kalau kamu berada di suatu tempat serta bertemu dengan perempuan yang datang sendirian, suka berbicara sendiri, suka asyik sendiri, dan tiba-tiba melakukan hal-hal yang annoying seperti merasa paling penting, berusaha 'menguasai' seseorang terkenal, atau melarangmu pacaran di ruang publik, yah... mungkin sekali kamu sedang bertemu dengannya.
No comments:
Post a Comment