Dhira and me |
Perjalanan ke Kupang hadir di tengah-tengah sibuknya jadwal kantor-kuliah-jahitan. Ketika kantor sedang bermasalah dengan klien, ketika tugas kuliah berdatangan terus-menerus, dan ketika penjahit tiba-tiba keluar karena hamil.
Yeah rite.
Yeah rite.
Tapi apa daya, tiket sudah dibeli, janji sudah diucapkan, dan kapan lagi liburan tidak jelas seperti ini? ;) Oh ya, sebagai pertimbangan tambahan, surat ijin sudah terlanjur disebarkan ke bos dan dosen-dosen di kampus. Dan dukungan Mr. A cukup berhasil memompa semangat.
So lucky to have him.
Maka dari itu, menjelang keberangkatan, semua masalah yang mengganggu sengaja aku selesaikan secepat mungkin dan sebisanya, lalu fokus pada perjalanan ke Kupang. Meskipun pada detik-detik terakhir, Dhira hampir membatalkan perjalanannya - dan aku sudah menyiapkan santet untuknya.
Maka dari itu, menjelang keberangkatan, semua masalah yang mengganggu sengaja aku selesaikan secepat mungkin dan sebisanya, lalu fokus pada perjalanan ke Kupang. Meskipun pada detik-detik terakhir, Dhira hampir membatalkan perjalanannya - dan aku sudah menyiapkan santet untuknya.
Tapi, begitulah... satu demi satu masalah tertata dengan sendirinya dan kami siap berangkat - tanpa bayangan jelas apa yang sebenarnya akan kami lakukan di sana. Reaksi pertanyaan yang muncul dari orang yang tau akan keberangkatan kami pun sama: Ke Kupang ngapain?
Aku tak tahu. Aku hanya teringat ucapanku sendiri pada seseorang dari masa lalu.
"Nggak penting apa yang ada di sana. Karena apapun yang ada di sana, pasti ada sesuatu yang menarik dari apa yang ada kok..."
Cheesy, I know. Aku mengucapkannya ketika sedang flirty mengajak seseorang berkeliling ke ujung timur propinsi. Semacam, berusaha menyembunyikan ke-flirty-an di balik kebijakan Guru Zen.
"Nggak penting apa yang ada di sana. Karena apapun yang ada di sana, pasti ada sesuatu yang menarik dari apa yang ada kok..."
Cheesy, I know. Aku mengucapkannya ketika sedang flirty mengajak seseorang berkeliling ke ujung timur propinsi. Semacam, berusaha menyembunyikan ke-flirty-an di balik kebijakan Guru Zen.
2 comments:
ke kupang ngapain? survey lahan sawit ya?
@adarmawan
Survey lahan untuk ternak ulat sutera, Lam...biar aku punya banyak ulat...
Post a Comment