Pages

Thursday, June 30, 2011

Day 4: Tuk-tuk - Medan


Hari berikutnya di Tuk-tuk kami habiskan dengan bermalas-malasan. Menikmati ketenangan pulau, berlama-lama menikmati sarapan sambil memandangi danau yang luar biasa besar.

Di sela-sela itu, kami juga sempat mencuri dengar kisah tentang kapal yang terbalik sekitar tahun 1997, pada saat acara Pesta Danau Toba. Peristiwa itu menenggelamkan sekitar 100 penumpang.


"Banyak korban yang belum ditemukan," kisah Annete sayup-sayup terbawa angin hingga ke telingaku. "Padahal sudah dekat ke dermaga."

Namanya kalau tidak salah kapal Peldati.

Aku tak tahan untuk tidak menunggu hingga kisah tersebut selesai diceritakan, maka kami pun memperlambat sarapan sambil melamun menikmati pemandangan.

Kami memutuskan untuk check-out pukul 12 lalu menunggu jemputan di dermaga pribadi.

"Kapal datang setiap satu jam sekali," ujar Mbak Front Office. "Berdiri saja di pinggir dermaga ketika kapal mulai terlihat. Mereka akan datang dan menjemput."


Akhirnya pukul 12 lebih, aku dan Mr. A sudah siap dengan koper kami di dermaga. Menunggu kapal jemputan yang sudah mulai tampak di kejauhan sambil menyapa Bang Reynolds yang siang itu sibuk menawarkan sewa 'jet-ski' ke tamu-tamu hotel.

Sebagai informasi, satu jam bermain jet-ski harganya Rp 250.000,-. Tapi bisa dikurangi jam sewanya. Misalnya ingin lebih murah, boleh kok menyewa setengah jam saja.

Perjalanan kembali ke Pelabuhan Tiga Raja melewati penginapan-penginapan lain di sepanjang sisi danau. Dari sebanyak itu penginapan, yang paling bagus adalah Samosir Cottages dan Silintong Hotel.

Di Pelabuhan Tiga Raja, Pak Tobing rupanya telah menanti. Beliau selalu tepat waktu.

Kami pun segera kembali ke Pematang Siantar, lalu melanjutkan perjalanan ke Medan. Malam ini kami memang berencana menginap di Medan karena esoknya harus sudah terbang kembali ke Jogja.

Menuju Medan, kami lagi-lagi menggunakan Taxi Paradep (karena paling terpercaya) yang juga berkantor di Jl. Sutomo no 30, Pematang Siantar (0622-7078853). Karcisnya sama, Rp 40.000,- per orang.

Perjalanan ke Medan menempuh waktu tiga jam. Dan kami langsung diantar ke Hotel Citi Sunyatsen, yang terletak di Jl. Sun Yat Sen. Ini pertama kali aku menggunakan pemesanan hotel menggunakan agoda.com. Seperti kata adik sepupuku, yang dijual biasanya sesuai dengan kenyataan.

"Cuma kadang lokasinya yang harus hati-hati. Kalau nggak hati-hati bisa dapat yang di pinggiran," ujarnya.

Dan benar juga. Hotel ini tidak terletak di tengah kota. Karena itulah, malam harinya, aku memilih untuk beristirahat dan memesan makanan hotel saja, toh sudah pukul sembilan malam lebih.

"Resto kami tutup jam sembilan, jadi tidak bisa order menu resto," ujar Abang Front Office. "Tapi Kakak bisa memesan mie rebus, mie goreng, atau french fries."

Doh! Karena kelaparan, aku pun pasrah dan memesan mie goreng instan satu porsi plus telur, seharga Rp 8.000,-.

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...