Pages

Monday, January 7, 2008

Keliling Kuliner di Tegal

Selain sate, aku juga mencatat beberapa hal yang ingin aku cicipi di Tegal. Dan untungnya, terima kasih pada Ibu dan Bapaknya Alia, aku bisa mencicipi itu semua.


Serabi Slawi


Serabi ini tak jauh berbeda dari serabi di Ambarawa. Hanya saja rasa santannya tidak terlalu 'kopi'. Lebih mirip serabi kucur di Jogja.

Bedanya, serabi yang aku makan di Slawi ini rasa kuahnya gurih. Sepertinya lebih banyak santan daripada gula Jawa.

"Masa sih gurih, Mbak?" tanya Ibunya Alia.

Aku mengangguk.

"Harusnya manis lho. Atau mungkin gula jawanya lupa dimasukin ya?"

Aduh. Aku tak tahu. Rasa asli yang terdistorsi.

Nyam-nyam!


Tahu Aci

Seperti tahu isi biasa. Atau tahu susur. Namun isinya dan jenis tahunya yang berbeda. Tahu aci ini diisi dengan aci (kanji) yang gurih. Mungkin diberi penyedap rasa atau kaldu. Tahunya sendiri teksturnya amat lembut. Mirip tahu sumedang yang aku suka.

Aku suka camilan gorengan ini. Rasanya gurih dan ringan. Paling enak kalau dimakan pas lagi hangat-hangatnya.

Nyam-nyam-nyam!


Lontong Blengong

Letaknya terpencil dan baru buka sore hari. Hanya menggunakan tikar-tikar di tepi jalan yang berbatasan dengan sawah. Tepatnya di daerah Kraton, Jl. Sawo Barat.

Blengong merupakan anak laki-laki peranakan dari mentok dan bebek. Kalau anak perempuannya dinamakan tongki. Atau sebaliknya?

Sajiannya adalah sepiring lontong dengan kuah kuning, mirip opor. Kental, tapi gurih dan sedikit pedas. Untuk lauknya, disediakan pilihan daging blengong goreng dan sate blengong yang rasanya asam-pedas-manis.

Rasa yang agak membingungkan.

Tapi daging blengong ini tak seamis daging bebek. Rasanya mirip perpaduan daging ayam dan daging bebek. Cukup enak. Hanya saja, mungkin karena kentalnya kuah, aku sedikit eneg ketika harus menghabiskan satu porsi lontong blengong ini.

Harganya tak terlalu mahal, Rp 2.500,- untuk lontong, Rp 2.500,- untuk daging blengong goreng, dan Rp 1.500,- untuk sate blengong.

Nyam-nyam.

-o0o-

Dan setelah perutku terasa amat sangat penuh, selesailah acara cicip-cicip kulinerku di Tegal...

4 comments:

dhiraestria dyah said...

trus menurutmu apa yang bakal dikatakan dr. W kalo melihat pola makanmu itu ndie?

bulb-mode said...

dhiraestria dyah:
Dia pasti senang... dia pasti berharap aku akan terus menjadi pelanggannya... dia pasti akan merasa laris... dan dia pasti tambah bahagia... :D

Anonymous said...

hmm,, sepertinya enak ni.. tapi,, musti pake bahasa ngapak2 ya pesennya..? hoho...

bulb-mode said...

kip!:
Hahaha... nggak lah... pesannya juga bisa pakai bahasa tubuh koq... :p

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...