Mungkin kamu memang melintas di otakku beberapa hari ini. Kamu, dan hutan pinus. Aku tak tahu kenapa harus hutan pinus, tapi itu memang hutan kesukaanku. Jadi, wajar bila hutan itu kerap melintas di ingatanku.
Hutan pinus yang sunyi dan rindang, dikelilingi kabut yang sejuk. Belum lagi aromanya yang khas, terlebih setelah hujan turun. Aroma tanah basah dan pepohonan pinus. Aku lebih menyukainya bila mendung datang. Begitu nyaman, dan sendu.
"Hutan pinus kebanyakan ada di daerah dengan ketinggian sekitar 1000 meter," ucap seorang teman suatu hari, memberitahuku.
Pantas hawanya sejuk. Dan kesunyian yang ditawarkan merupakan bonus.
Aku ingat perjalananku ke hutan pinus terakhir kali. Tak semenyenangkan sebelumnya, dan terlalu singkat. Paduan sunyi, sejuk, dan segar pun hanya dapat kurasakan sejenak saja. Aku bahkan tak sempat mengambil gambar.
Ah, dan sekarang, alunan lagu Vina Panduwinata di playlist winamp kembali membuatku ingin ke hutan pinus. Amat. Ingin.
Hutan pinus yang sunyi dan rindang, dikelilingi kabut yang sejuk. Belum lagi aromanya yang khas, terlebih setelah hujan turun. Aroma tanah basah dan pepohonan pinus. Aku lebih menyukainya bila mendung datang. Begitu nyaman, dan sendu.
"Hutan pinus kebanyakan ada di daerah dengan ketinggian sekitar 1000 meter," ucap seorang teman suatu hari, memberitahuku.
Pantas hawanya sejuk. Dan kesunyian yang ditawarkan merupakan bonus.
Aku ingat perjalananku ke hutan pinus terakhir kali. Tak semenyenangkan sebelumnya, dan terlalu singkat. Paduan sunyi, sejuk, dan segar pun hanya dapat kurasakan sejenak saja. Aku bahkan tak sempat mengambil gambar.
Ah, dan sekarang, alunan lagu Vina Panduwinata di playlist winamp kembali membuatku ingin ke hutan pinus. Amat. Ingin.
2 comments:
Dimana mas-mas "sapu bersih" yang bete ama kita itu?...:)
Itu sebelum mereka datang... btw, bapak berkumis itu ternyata kembar... :p
Post a Comment